BeritaNasionalPendidikan

Dugaan Insiden Keamanan Pangan, 426 Siswa SMAN 1 Yogyakarta Mengaku Diare

169
Dapur SPPG yang melayani SMAN 1 Yogyakarta
Dapur SPPG yang melayani SMAN 1 Yogyakarta. (f/humas bgn)

Mjnews.id – Badan Gizi Nasional (BGN) bergerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan insiden keamanan pangan yang dialami sejumlah siswa SMAN 1 Yogyakarta. Laporan itu muncul setelah ratusan siswa mengaku mengalami gejala sakit perut pada Kamis (16/10/2025) dini hari.

Kepala SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiya, menjelaskan bahwa pihak sekolah baru menerima laporan dari para siswa pada Kamis pagi, dan langsung menyebarkan kuesioner untuk mengecek kondisi para siswa di seluruh kelas.

ADVERTISEMENT

Dari kuesioner itu didapatkan data, bahwa dari 972 siswa SMAN 1 Yogyakarta, sebanyak 426 mengaku mengalami diare antara pukul 1 hingga 3 dini hari. Pada hari itu ada 32 siswa yang tidak masuk, namun tidak diketahui alasannya.

Meskipun dalam kuesioner 426 siswa mengaku mengalami diare pada dini hari, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pagi hingga siang hari, tidak ada seorang siswa pun yang terpaksa harus dilarikan ke fasilitas kesehatan.

“Proses kegiatan belajar mengajar berjalan normal. Tidak ada siswa yang dipulangkan lebih awal,” kata Ngadiya.

Sementara itu, setelah menerima laporan tentang dugaan insiden keamanan pangan di SMAN 1 Yogyakarta, tim gabungan langsung turun ke lapangan untuk mengambil sampel makanan dan memeriksanya di laboratorium.

“Kami bersama Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Kota Yogyakarta menelusuri secara cermat sumber dugaan penyebabnya. Masyarakat kami imbau tetap tenang sambil menunggu hasil resmi,” kata Kepala Kantor Pemenuhan Gizi (KPPG) Sleman, Harsono.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menegaskan bahwa BGN menempatkan keamanan pangan sebagai prioritas utama dalam setiap layanan gizi masyarakat.

“Keamanan pangan bukan hanya soal higienitas, tetapi juga kepercayaan publik terhadap sistem gizi nasional. Karena itu, setiap temuan sekecil apa pun akan kami tindaklanjuti dengan serius,” ujarnya.

Sebagai langkah tanggap cepat, BGN menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani sekolah itu. Langkah ini diambil untuk memberi ruang evaluasi menyeluruh terhadap proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan guna memastikan keamanan pangan di lingkungan sekolah.

(*/eki)


Exit mobile version