![]() |
Dhyani Prima. (f/ist) |
Jakarta, Mjnews.id – Desainer, politisi dan pengusaha adalah identitas seorang Dhyani Prima. Baginya selagi muda, berkarya merupakan hal yang penting. Bagaimana kisahnya?
Sejak 7 tahun lalu, Dhyani memutuskan mengikuti passionnya dengan memulai membangun karier sebagai fashion desainer. Diceritakan Dhyani, sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan pola, bahan dan desain. Hal ini, karena sang bunda merupakan penjahit lulusan dari Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budiharjo.
“Ibu saya spesialisasi kebaya,” kata Dhyani kepada wartawan, Jum’at (22/04/2022) siang.
Waktu masih sekolah, ia suka membuat baju untuk diri sendiri. “Waktu itu belum pede nawarin ke orang,” kisah Dhyani tersenyum.
Pasca menikah, sang suami mendorongnya untuk menekuni secara serius hobinya tersebut. “Kata suami, kenapa tidak buat baju dengan label sendiri,” ucap Dhyani.
Dorongan sang suami memberi energi bagi Dhyani. Ia pun mulai berkarya. Tak dinyana, respon orang-orang sekitar sangat positif atas karyanya tersebut.
“Awalnya saya pasarkan ke teman-teman dulu, tetangga juga majelis taklim,” urainya.
“Waktu itu baju muslim syar’i dengan jilbab khimar,“ sambungnya.
Meski sebagai pemain baru saat itu, sebagai fashion desainer khusus baju muslim, ia sudah mulai memperkenalkan karyanya dengan mengikuti fashion show di salah satu mall di Surabaya pada tahun 2016. Di tahun yang sama, ia juga mengikuti fashion show di Islamic Fair di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Saat baru meristis usaha, Dhyani menggunakan brand dhysyari. “Karena waktu itu banyak membuat baju syar’I, kemudian tahun 2018, saya membuat koleksi modest fashion, jadi bisa dipakai non hijab tapi tertutup dan sopan,” tukasnya.
Sejak tahun 2018, terjadi perubahan brand yang disesuaikan dengan namanya Dhyani Prima.
Yang membuat koleksi Dhyani Prima istimewa, karena baju muslim yang dibuat sangat condong pada kekuatan feminism. “Pokoknya perempuan banget. Dan saya suka menggunakan motif bunga. Terkait warna, saya berani pakai warna apa saja untuk karya. Misalnya saat awal-awal, saya menggunakan warna ijo, dan orange. Lalu tahun 2020 lebih suka warna hitam, dan coklat. Sekarang di tahun 2022, lebih suka ke warna-warna pastel,” ungkapnya.
“Saat tahun 2021, saya ikut Indonesia Fashion Week, saya buat desain dengan ciri khas nusantara yakni motif Dayak,” ujarnya.
Terkait ide untuk menghasilkan karya baju muslim yang cantik dan elegan, diakui Dhyani bahwa ide bisa datang dari mana saja.
“Ide itu bisa muncul tiba-tiba. Bisa saat lihat seseorang, dan pakaian yang dikenakan tidak pas dengan bentuk tubuh. Atau bisa juga ide datang saat lagi nyetir, makan di mall, atau bahkan ketemu dengan teman,” ucapnya.
“Khusus untuk yang berbadan besar, biasanya saya anjurkan custom jadi bisa sesuai dengan kebutuhan badan. Dan ini bisa lebih pas karena bisa ukur sendiri. Karena orang berukuran besar juga suka minder, karena tidak semua motif dan warna akan cocok. Jadi biasa kita cari motif yang bikin mereka gak kelihatan besar,” lanjutnya.
Produk Dhyani Prima dengan segmentasi pasar menengah ke atas dengan rentang usia antara 20-50 tahun. Harga beragam produk yang dibuat antara Rp 300 ribu hingga Rp 5 juta. “Sebelum pandemi saya membuat daily wear juga produk custom pesanan klien,” terang Dhyani.
Usahanya ini berkembang pesat hingga memiliki 5 gerai, mulai dari FX Sudirman, Paragon Mall Mall Bassura, Cibinong Citi Mall, Qbig, dan Famogal. Sayangnya pandemi membuat roda usaha berhenti sejenak.
“Saya terpaksa menutup semua gerai dan merumahkan lumayan banyak karyawan. Mau bagaimana lagi, tidak ada orang yang ke mall, praktis gak ada barang yang terjual,” kata Dhyani.
Di tahun 2020 dan 2021, Dhyani hanya menjual produk sisa yang telah diproduksi saja. “Habisin sisa produk aja, kami tidak buat baru, karena waktu itu semua kegiatan dibatasi. Orang yang mau beli baju juga mikir, kalau beli mau dipake kemana,” ucap wanita yang kini menjabat sebagai Humas Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Kabupaten Bogor.
Kini memasuki tahun 2022, geliat ekonomi mulai bergerak. “Saya tahun ini mulai menerima pesanan, jadi custom saja. Semoga tahun depan bisa mulai buka gerai, ekonomi sudah kembali pulih,” harapnya.
Lalu apa tipsnya bisa survive di masa pandemi?
“Easy going dan jangan pernah menyerah, karena tiap hari ada kesempatan yang bisa kita ambil. Kalau ada satu pintu tertutup, yakin ada pintu lain yang terbuka. Tidak mungkin semua pintu ditutup Allah. Jalani, Sabar, Ikhtiar dan jangan menyerah,” tutup Dhyani.
(Yud)