MJNEWS.ID – Dalam usaha mempersatukan dan mempromosikan kesenian tradisional “Kuda Lumping” yang banyak disebut “Jaran Kepang” di masyarakat Temanggung, Pemerintah Temanggung, Jawa Tengah, berencana untuk merumuskan identitas unik yang membedakan kesenian ini dari daerah lain.
Kesenian Jaran Kepang dianggap sebagai warisan budaya yang tak hanya menjadi ekspresi seni rakyat, tetapi juga sebagai bentuk sosialisasi dan kreasi bagi masyarakat.
Pemerintah Temanggung mengadakan sebuah acara reuni akbar pada Minggu 13 Agustus 2023 pukul 10.00 WIB, di Lapangan Maron, dengan melibatkan 500 penari dari berbagai kesenian yang ada di Temanggung.
Dalam acara ini, Ngesti Turonggo Mudo dari Desa Pagersari, Kecamatan Bansari, juga berpartisipasi aktif untuk memperkuat persahabatan dan ikatan kesenian antara desa-desa di Temanggung.
Ketua Ngesti Turonggo Mudo, Munadi, menjelaskan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya ini. Menurutnya, kesenian adalah bagian dari identitas dan harus dijaga agar tidak terkikis oleh budaya asing.
Munadi menekankan pentingnya membangun kreativitas berdasarkan karakteristik unik Jaran Kepang asli Temanggung. Tujuannya adalah untuk mempertahankan ciri khas yang membedakan tarian ini dari tarian sejenis di daerah lain.
Munadi menegaskan bahwa upaya ini bukan untuk membatasi kreativitas, melainkan untuk membangun ciri khas yang kuat dan mempersatukan pemuda, pemudi, dan seluruh masyarakat dalam membangun kesenian ini.
Ia yakin bahwa dengan memperkuat perkumpulan kesenian, masyarakat akan bersatu dan menciptakan harmoni di desa-desa mereka.
“Keseluruhan usaha ini bertujuan untuk menjaga warisan budaya, mempromosikan identitas khas, dan menghidupkan kembali ruh dari kesenian Jaran Kepang asli Temanggung,” pungkasnya.
(trimo)
