BudayaParlemen

LaNyalla: Kerajaan Nusantara Pemilik Saham Indonesia

152
×

LaNyalla: Kerajaan Nusantara Pemilik Saham Indonesia

Sebarkan artikel ini
LaNyalla di Festival Adat Kerajaan Nusantara I
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Festival Adat Kerajaan Nusantara I (FAKN) di Keraton Sumedang Larang, Rabu 29 September 2021 malam. (dpd)

SUMEDANG, MJNews.ID – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, yang juga Dewan Pembina Majelis Adat Kerajaan Nusantara, mengatakan jika Kerajaan Nusantara sangat pantas disebut sebagai salah satu pemilik saham Indonesia. 
Hal tersebut disampaikan LaNyalla saat memberikan pengarahan di depan para Raja dan Sultan Nusantara dalam Musyawarah Madya yang merupakan rangkaian Festival Adat Kerajaan Nusantara I (FAKN) di Keraton Sumedang Larang, Rabu 29 September 2021 malam. 
Menurut LaNyalla, sumbangsih Kerajaan Nusantara terhadap lahirnya Indonesia tidak bisa dihapus dalam sejarah. Sebab, keberadaan Kerajaan Nusantara inilah yang melahirkan tradisi pemerintahan, tradisi penulisan, tradisi pendidikan, tradisi pengobatan, hingga tradisi kemiliteran, baik di darat maupun di laut.
“Para ahli arkeologi dan sejarah Indonesia memperkirakan bahwa pada abad ke-4 Masehi, bangsa ini sudah mengenal aksara dan dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Yupa, dengan Aksara Pallawa di Kalimantan Timur milik Kerajaan Kutai Kartanegara,” papar Senator asal Jawa Timur itu. 
Ia melanjutkan, Indonesia juga memiliki sejarah Maritim yang hebat di masa Sriwijaya dan Majapahit dan juga kerajaan-kerajaan di kawasan pesisir, di mana armada utamanya adalah kapal laut. Pun demikian dengan kerajaan-kerajaan di daratan yang telah memiliki tradisi infanteri yang hebat dengan pasukan berkudanya sehingga tidak heran bila sejarah mencatat sejumlah perlawanan yang dilakukan Kerajaan dan Kesultanan Nusantara terhadap VOC yang dibentengi penjajah Belanda.
Tradisi perlawanan ini menurut LaNyalla menunjukkan bahwa kedaulatan kerajaan dan kedaulatan adat adalah bagian dari eksistensi Kerajaan dan Kesultanan yang harus dipertahankan. 
Meski tidak semua mencatat kemenangan, tetapi secara hakekat, perlawanan-perlawanan tersebut adalah cikal bakal spirit kedaulatan sebagai sebuah bangsa. 
“Dan spirit inilah yang kemudian menjadi ilham dan inspirasi dalam melahirkan pejuang-pejuang kemerdekaan di tanah Nusantara ini,” katanya. 
LaNyalla melanjutkan, sejarah mencatat pertempuran melawan Belanda di Bali yang melibatkan kerajaan Buleleng dan Karangasem serta Klungkung. 
Sejarah juga mencatat Kerajaan Mataram di era Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi juga melakukan perlawanan terhadap VOC.
Begitu pula dengan perlawanan yang dilakukan Kerajaan Gowa Tallo di Makassar, Banten, Riau, Maluku, Aceh dan banyak lagi yang semua tercatat dalam lembar sejarah peradaban bangsa ini. 
“Indonesia ini merupakan negara besar karena Indonesia lahir dari sebuah peradaban yang besar, peradaban yang unggul, yaitu peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara yang mewariskan banyak tradisi dan nilai-nilai luhur dan adiluhung kepada bangsa ini,” ucap dia. 
Puncaknya adalah dukungan moril dan materiil dari Raja dan Sultan Nusantara kepada lahirnya Republik ini. Dukungan moril diberikan dengan sikap Legowo yang luar biasa dari para Raja dan Sultan dengan mengakui kedaulatan Indonesia sebagai sebuah Negara. 
Sedangkan dukungan materiil diberikan berupa bantuan uang, emas, tanah kerajaan dan bangunan untuk dipergunakan bagi kepentingan pendirian negara ini di awal kemerdekaan. Bahkan hingga saat ini, sejumlah tanah dan aset Kerajaan dan Keraton Nusantara masih dipergunakan untuk kepentingan Pemerintah. 
Pada kesempatan berbahagia itu, LaNyalla menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Paduka Yang Mulia, para Raja dan Sultan se-Nusantara yang telah memberi kepercayaan kepadanya untuk tergabung dalam Majelis Adat Kerajaan Nusantara dan dapat hadir di Festival Adat Kerajaan Nusantara I.
“Bagi saya, ini adalah kehormatan yang luar biasa, bisa bertemu secara langsung dengan Paduka Yang Mulia, para Raja dan Sultan se-Nusantara yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini,” ujar LaNyalla.
(rls/dpd)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT