Mjnews.id – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Guspardi Gaus mengharapkan dan mendorong pemilihan presiden (pilpres) 2024 nanti tidak hanya diikuti oleh dua pasangan calon (paslon). Sebab, dia menilai dua paslon pada pilpres hanya akan kembali memicu polarisasi di tengah masyarakat.
Berkaca pada Pemilu 2019 yang hanya diikuti dua paslon, para pendukung terbelah menjadi dua kubu yang saling menghujat. Hal tersebut membuat polarisasi dan masih dirasakan sampai hari ini.
“Saya berharap pilpres 2024 tidak head to head, tidak hanya dua calon. Kita harus berikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memilih banyak calon presiden sebagai calon pemimpin bangsa ke depannya,” ujar Guspardi.
Hal itu disampaikan Guspardi Gaus saat menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ”Kemesraan Elite dan Otak-atik Pilpres 2024” di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, akhir minggu lalu.
“Tren hari ini saya lihat sangat luar biasa, dimana bakal calon yang akan berkontestasi pada pemilihan presiden 2024 itu sudah muncul jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan. Hal ini tentu menggembirakan dan menjadi sebuah pendidikan politik yang diperlihatkan oleh partai politik (parpol) untuk masyarakat Indonesia dalam rangka membangun demokrasi ke arah yang lebih baik,” tutur anggota Baleg DPR RI ini.
Legislator dapil Sumatera Barat 2 itupun menegaskan, sejauh ini, memang sudah ada tiga poros koalisi yang mendeklarasikan calon presidennya. PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo dan didukung juga oleh PPP, Gerindra-PKB mencalonkan Prabowo Subianto dan PKS-NasDem-Demokrat mencalonkan Anies Baswedan. Namun ketiga bakal capres ini belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampinginya.
Pasangan Capres dan Cawapres bahkan mungkin bisa menjadi empat pasangan apabila hasil rapat harian DPPPAN yang sempat memunculkan ide membuka poros baru di tindaklanjuti dengan serius. Dengan menduetkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan sebagai Cawapres dan menjadi poros ke empat.
Namun begitu, selama pasangan resmi capres dan cawapres belum didaftarkan ke KPU pada 19 Oktober 2023-25 November 2023, artinya janur kuning belum melengkung. Terbuka berbagai kemungkinan paslon kontestasi pilpres 2024.
Oleh karena itu, pentingnya memunculkan banyak calon baik untuk capres dan cawapres. Sehingga memberikan keleluasaan kepada masyarakat lebih variatif dalam menentukan pilihan.
“Hal ini juga akan untuk mengurangi polarisasi dan dinamika yang efeknya tidak pas. Sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat tehadap potensi polarisasi kembali terjadi jika pasangan capres dan cawapres itu hanya tertumpu kepada dua pasangan calon saja,” pungkas anggota Komisi II DPR RI tersebut.
(***)