Politik

Indekstat Rilis Survei, PDIP Elektabilitas Tertinggi 23,2 Persen, NasDem di Bawah PKS

98
JAKARTA, Mjnews.id – Lembaga survei Indekstat Indonesia merilis survei opini publik dengan tema Kondisi Sosial Politik dan Kepimpinan Nasional 1 Tahun menjelang resmi kampanye pemilu 2024
Dalam hasil temuan survei Indekstat menunjukan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP masih paling tinggi jika dibandingkan dengan partai politik lainnya.
Survei diselenggarakan pada 10 sampai 19 Oktober 2022, sebanyak 1200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung dengan pewawancara yang telah dilatih, responden ditanya secara tertutup dengan menunjukkan lambang partai dan nama partai.
“jika Pemilihan Umum Legislatif atau Pileg dilaksanakan hari ini, politik apa yang akan I, B, S pilih?,  hasilnya, PDIP mendapatkan elektoral tertinggi dengan persentase 23,2 persen. 
Sementara itu Partai Gerindra Indonesia Raya atau Gerindra di posisi kedua dengan perolehan 12,5 persen, posisi ketiga Partai Golongan Karya atau Golkar 9,9 persen disusul Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB 9,0 persen dan Partai Demokrat 7,5 persen.
“Peta konstelasi elektoral hari ini menunjukkan bahwa jika pemilihan umum (Pemilu) diadakan sekarang, PDIP akan mendapatkan suara terbanyak 23,2 persen naik dari perolehan Pemilu 2019, urutan kedua diperebutkan oleh Gerindra, Golkar dan PKB, ketiganya berada dalam tentang margin of error, Gerindra mendapatkan elektabilitas sebesar 12,5 persen, Golkar 9,9 persen, dan PKB 9,0 persen,” kata Deputi Eksekutif Indekstat Rikola Fedri, di Hotel Morissey Jakarta, Pusat pada Minggu 6 November 2022.
Sementara itu, Demokrat didukung 7,5 persen suara, PKS 7,1 persen, Nasdem 3,2 persen, PPP 3,0 persen dan PAN 2,1 persen sedangkan Partai lainnya mendapatkan suara di bawah 2,0 persen, masih ada 20,3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan. 
Selain itu Indekstat juga melakukan survei tentang tren elektabilitas partai politik dalam kurun waktu 2 tahun terakhir Oktober 2021 sampai Oktober 2022, hasilnya mayoritas partai politik cenderung tidak ada perubahan tren elektoral secara signifikan. 
“PDIP dalam rentang margin error, tetap stabil diangkat 21 sampai 23 persen, Gerindra mengalami peningkatan elektoral dari 9,1 persen di Oktober 2021 menjadi 12,5 persen perhari ini, sementara Golkar dan PKB cenderung stabil di rentang, 9,0 persen sampai 9,9 persen,” kata Rikola. 
Tren elektabilitas Demokrat dalam kurun waktu 1 tahun terakhir cenderung stabil di rentang 7,1 persen sampai 7,5 persen dan PKS berada di rentang 6,0 persen sampai 7 persen. 
Untuk Partai yang masih  berada dibawah Ambang Batas Parlementery Treshold seperti Nasdem dan PPP, dalam 1 tahun terakhir cenderung masih stagnan di rentang 3,0 sampai 3,2 persen, PAN masih stagnan di rentang 1,8 sampai 2,1 persen, sedangkan untuk partai yang pada 2019 lalu tidak lolos ke Parlemen, cenderung masih memiliki tren electoral dibawah 2,0 persen. 
Dalam temuan survei Indekstat, didapatkan pemilih yang sudah mantap terhadap pilihannya sebesar 69,8 persen, angka ini terbilang sangat tinggi di situasi 1 tahun sebelum Pemilu. 
Menurut Rikola jika tidak ada perubahan strategi kampanye yang terstruktur dan masif dari setiap masing-masing partai, maka besar kemungkinan 1 tahun kedepan atau Oktober 2023 tidak akan ada perubahan signifikan terhadap elektabilitas masing-masing partai. 
Rikola juga mengutarakan jika trend ini terus berlanjut, besar kemungkinan hanya akan ada 7 partai politik yang akan lolos ke senayan pada Pemilu 2024 nanti.
(***)
Exit mobile version