AdvSumatera Barat

Kalaksa Erman Rahman Buka Bimtek Hitung Cepat Jitu Pasna BPBD Sumbar Angkatan ke-5

130
Kalaksa BPBD Sumbar, H Erman Rahman, SE buka secara resmi Bimtek Jitu Pasna Angkatan ke-5 di Kyriad Hotel.
PADANG, MJNews.ID – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), H. Erman Rahman, SE, menegaskan dalam pesannya kepada penduduk Sumbar bahwa penduduk harus waspada dan berhati-hati terhadap virus corona.
Menurut Erman Rahman, karena ia (sendiri) telah merasakannya positif terinfeksi covid-19 sehingga dirawat di rumah sakit dan baru saja sembuh dari serangan virus corona tersebut.
Ia menyebutkan, informasi virus covid-19 harus diyakini dan dihimbau pada masyarakat Sumbar agar tetap ditingkatkan Protokol Kesehatan (Prokes) dan ikut vaksinasi supaya menjaga kesehatan dari serangan virus covid-19.
Pesan penegasan ini disampaikan Kalaksa BPBD Sumbar H. Erman Rahman, ketika membuka secara resmi Bimbingan Teknis (Bimtek) Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) BPBD Sumbar angkatan ke-5 yang berlangsung di Kyriad Hotel Jalan Bundo Kanduang Kota Padang, Senin 20 September 2021 malam.
Foto bersama peserta Bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar Angkatan ke-5 dengan Kalaksa BPBD Sumbar dan Pejabat Utama BPBD di Kyriad Hotel.

Di hadapan 115 peserta Bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar, Erman Rahman sedikit mengenang dan mereviuw masa penanganan pandemi covid-19 di Sumbar.
Terkait penanganan covid-19, Erman Rahman mengajak masyarakat guna lebih meningkatkan kesadaran untuk mengikuti Prokes dan vaksinasi.
“Tingkat kesadaran masyarakat Sumbar masih rendah mengikuti Prokes dan vaksinasi,” ungkapnya. 
Disebutkannya, waktu pertama kali covid-19 ini tidak membunuh. “Ternyata, covid-19 sebenarnya ‘mesin’ pembunuh,” imbuhnya. 
“Karena itu adalah tugas BPBD Sumbar, penanganan covid-19 juga merupakan tugas kebencanaan,” ulasnya sambil berharap kepada para peserta Bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar guna ikutan menyampaikan pesan pada masyarakat agar wabah covid-19 bersih dari daerah Sumbar.
Pada sisi kebencanaan, Kalaksa Erman Rahman menekankan, perlu diketahui Sumbar ‘super marketnya’ bencana alam gempa bumi berpotensi tsunami. 
“Inilah yang perlu kita waspadai,” ajaknya mengingatkan kepada peserta Bimtek Jitu Pasna. 
Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar, Suryadi E ketika saling berkenalan dengan Peserta Bimtek Jitu Pasna Angkatan ke-5 di Kyriad Hotel.

Terkait tentang bencana alam, Erman Rahman menyebutkan 7 daerah kabupaten dan kota di Sumbar yang terus akan mengancam, yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Kota Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Solok, dan Kabupaten Limapuluh Kota. 
“Ancaman banjir, dan longsor, kita tidak boleh ‘lari’ dari kenyataan, kita harus tangani bencana,” supportnya kepada peserta Bimtek Jitu Pasna. 
Dalam kesempatan ini, Erman Rahman mengenang masa lalu peristiwa bencana alam gempa bumi tahun 2009, sedikitnya 1.000 orang lebih meninggal, tapi waktu itu baru ada Satkorlak.
“Berpengalaman dari kejadian masa lalu, kita bentuk Kelompok Kerja (Pokja) masyarakat,” katanya. 
Lanjutnya, kurangnya pengalaman pada masa bencana gempa bumi tahun 2009 lalu, banyak pelaksana kegiatan penanganan pasca bencana yang berurusan dengan penegak hukum karena belum profesional. 
“Dengan demikian kita menuju profesional dalam penanganan pasca bencana,” pintanya. 
“Kita peserta Bimtek Jitu Pasna dipandu oleh instruktur yang telah profesional, marilah kita hidup harmoni dilingkungan yang rawan bencana. Kita harus terjauh dari bencana. Dan, ujung dari kegiatan ini kita bisa membikin info grafis yang akurat dan tepat,” pungkasnya. 
Dalam kesempatan yang sama, Panitia Pelaksana Bimtek Hitung Cepat Jitu Pasna BPBD Sumbar dengan posisi Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar, Suryadi E dalam laporannya mengatakan, belum ada BPBD pada provinsi lainnya yang sanggup merangkul semua lapisan dan elemen masyarakat.
“Baru kita Sumbar yang mampu untuk merangkul semua lapisan masyarakat melakukan kegiatan Bimtek Jitu Pasna,” support Suryadi E di hadapan para peserta pelatihan Bimtek ini. 
Suryadi E pun berkisah masa lalu tentang musibah dan belum profesionalnya penanganan pada pasca bencana masa lalu. 
“Sekarang kita ingin profesional ke depannya jika ada terjadi bencana alam,” katanya berharap demikian. 
“Yang duduk di sini (peserta Bimtek) adalah orang-orang yang terpanggil jiwanya untuk menolong orang lain yang terkena bencana,” paparnya sambil mengatakan, relawan kebencanaan adalah tugas misi kemanusian. 
“Bencana akan mengancam kita bila silaturahmi terabaikan, karena telah memunculkan ego sektoral, tapi kita tidak mengharapkan demikian,” pungkasnya.
(Obral Chaniago)
Exit mobile version