KemendagriPadang PanjangSumatera Barat

Kenaikan Harga Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar

161
Pemko Padang Panjang Ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Secara Daring
Pemko Padang Panjang ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring, Selasa (3/10/2023). (f/kominfo)

MJNEWS.ID – Naiknya harga beras jadi penyumbang inflasi terbesar, baik inflasi bulanan maupun tahun ke tahun. Selain beras, gula pasir dan cabai juga mempengaruhi inflasi.

Hal tersebut disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi secara daring, Selasa (3/10/2023).

“Ini perlu diperhatikan dan perlu diwaspadai agar ke depan komoditi ini tidak alami kenaikan. Kalau bisa turun pada minggu depannya,” kata Tomsi.

Dikatakannya, kenaikan harga beras disebabkan berkurangnya pasokan akibat kemarau berkepanjangan dan penurunan produksi karena efek El Nino.

Ia meminta agar setiap daerah mengecek kembali dan mendata kembali kenapa komoditi ini mengalami inflasi. Serta mendata kembali komoditas lainnya agar tidak alami hal yang serupa.

“Data ini kita dapat sesuai laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ke depan diminta keseriusan kita untuk menghadapi inflasi ini. Kenapa daerah lain bisa mengantisipasi dan kenapa kita tidak. Ini perlu jadi perhatian” ujarnya seraya menyebutkan 73 kota alami inflasi dan 17 kota lainnya alami deflasi.

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim meminta agar Pemerintah Daerah melakukan pembinaan kepada UMKM. Di antaranya lakukan pendampingan terhadap mereka untuk dapat on boarding di Lokapasar (marketplace). Tingkatkan produktivitas UMKM dalam menyediakan produk. Lakukan pengawasan terhadap barang-barang yang tidak memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. Serta giatkan edukasi kepada masyarakat dan konsumen untuk bangga beli dan gunakan produk dalam negeri.

Dari Padang Panjang, rakor ini diikuti via Zoom Meeting di ruang VIP Balai Kota Assisten II Ewa Soska, S.H, Forkopimda, OPD terkait serta Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga.

Putra menyampaikan, untuk Kota Padang Panjang tidak termasuk kota perhitungan IHK/inflasi oleh BPS. Sesuai ketentuan, inflasi kota ini mengacu kepada inflasi Kota Perhitungan IHK terdekat yaitu Kota Bukittinggi.

“Bukittinggi sesuai data BPS, inflasi pada September yaitu 2,10 persen. Berarti kita juga di angka yang sama dengan Bukittinggi. Ini lebih rendah dari inflasi nasional 2,28 persen,” ujar Putra.

Sesuai data BPS Padang Panjang untuk Indeks Perkembangan Harga (IPH) Padang Panjang minggu keempat September adalah 0,882 atau berfluktuasi sedang. Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah : beras, cabai merah susu balita.

(cg/arb)

Exit mobile version