Mjnews.id – Perjalanan Kabupaten Dharmasraya, salah satu kabupaten di Wilayah Provinsi Sumatera Barat, pernah berdiri sebuah Kerajaan Melayu dengan nama ibu kotanya Pulau Punjung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003, dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo.
Nama kabupaten ini diambil dari manuskrip yang terdapat pada prasasti Padang Roco, di mana pada prasasti itu disebutkan Dharmasraya sebagai ibukota dari kerajaan Melayu waktu itu. Kerajaan ini muncul setelah kejatuhan kerajaan Sriwijaya pada abad 13-14, di mana daerah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu mulai dari Semenanjung Malaya hingga Sumatera.
Hal ini dapat dibuktikan dari Prasasti Grahi di Chaiya, selatan Thailand serta catatan dalam naskah Cina yang berjudul Zhufan Zhi (-) karya Zhao Rugua tahun 1225. Kemudian kerajaan ini menjalin hubungan dengan Kerajaan Singhasari, sebagaimana yang terpahat pada Prasasti Padang Roco.
Selain itu nama Dharmasraya juga disebutkan dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama sebagai salah satu daerah vasal. Kabupaten Dharmasraya ini merupakan salah satu dari 3 kabupaten baru hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebelumnya, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Dharmasraya, kabupaten Solok Selatan dan kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat, dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004.
Dharmasraya merupakan daerah perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi.
Kepemimpinan Kabupaten Dharmasraya:
- Ahmad Munawar pada tahun 2004
- Asrul Syukur pada tahun 2005
- Marlon Mertua pada 2005-2010 setelah dilakukan pemilihan Kepala daerah dan di lanjutkan
- Adi Gunawan Pada tahun 2010-2015
- Syafrizal Ucok PLT pada tahun 2015-2016
- Sutan Riska Tuanku Kerajaan Pasa tahun 2016 Sampai sekarang
Sekretaris KNPI Dharmasraya, Rifdal Fadli mengucapkan selamat Dirgahayu ke-20 tahun Kabupaten Dharmasraya, bertemakan Terus melaju Menuju Dharmasraya yang maju, Mandiri dan Berbudaya.
Di Usia Dharmasraya yang ke 20 tahun Rifdal Fadli yang merupakan Sekretaris KNPI/KAHMI, ada beberapa harapan. Pertama, bagaimana meningkatkan gizi masyarakat apalagi bagi Ibu hamil, Ini berdampak bagi perkembangan anak. Ke dua, bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat, dan mengurangi angka kemiskinan. Ketika ekonomi anjlok tentu berdampak terhadap gizi masyarakat.
Ekonomi menurun masyarakat terjerat hutang kepada lembaga pinjaman modal. Ekonomi meningkat masyarakat sejahtera daerah akan bermartabat maka baru melahirkan Kemandirian sesuai dengan tema tersebut.
“Dengan ekonomi stabil, mungkin bantuan tidak diutamakan dan masyarakat kita juga tidak mengharapkan bantua ini baru bisa dikatakan daerah kita mandiri. Kunci dari ini adalah ekonomi,” kata Rifdal.
Terakhir, pendidikan merupakan Jantung dan ruh menyelamatkan generasi bangsa. Pendidikan sentral sumber daya manusia yang nanti akan bersaing di tingkat internasional, sangatlah perlu menghidupkan kembali Budaya Minang serta baliak ke Surau. Ini adalah cara memutuskan mata rantai budaya barat.
“20 tahun Dharmasraya, penuh harapan menuju Dharmasraya yang bermartabat,” pungkas Rifdal.
