BeritaJawa BaratPendidikan

Mahasiswa UPER Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat

82
×

Mahasiswa UPER Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Uper Sulap Limbah Tahu Dan Kotoran Sapi Jadi Biogas
Mahasiswa UPER Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas. (f/humas)

Mjnews.id – Hingga tahun 2022, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) hanya sekitar 47,72 juta atau 9,7 persen yang dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, komunal dan industri.

Padahal, menurut Kepala Subdit Penyiapan Program Bioenergi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Trois Dilisusendi, PLTBg ditargetkan sudah terpasang 489,8 juta meter kubik pada tahun 2025.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Dalam sebuah penelitian, proses produksinya yang memakan waktu cukup lama yaitu berkisar 30 hari, dianggap masih menjadi kendala utama dalam lambatnya penerapan energi alternatif tersebut (Mago, 2020).

Selain itu, keterbatasan teknologi dalam proses produksi di mana teknologi konvensional tabung biogas hanya mampu menghasilkan suhu panas yang mencapai batas 37 derajat celcius.

Menjawab tantangan tersebut, perusahaan plat merah PT Pertamina (Persero), berkolaborasi dengan Pertamina Foundation dan Universitas Pertamina (UPER) melalui program Desa Berdikari Sobat Bumi (DEB SOBI) dalam mengembangkan reaktor biogas sebagai kebutuhan rumah tangga di Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor.

Inovasi tersebut turut menggandeng mahasiswa UPER sebagai inisiator.

“Dikenal sebagai desa yang dapat memproduksi hingga 2.000 tahu dalam sehari, pengelolaan limbah hasil tahu di Desa Bojongkulur belum dilakukan secara optimal. Melalui riset yang ada, kami mencoba mengelola limbah tahu tersebut agar dapat digunakan sebagai energi biogas,” ujar Yama, Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina dalam wawancara daring, beberapa waktu lalu.

Program pengelolaan limbah tahu yang telah berjalan sejak Januari 2024 ini telah menghasilkan 1,7 meter kubik reaktor biogas.

“Dalam menghasilkan biogas, kami juga mencampurkan kotoran sapi sebagai aktivasi bakteri. Kemudian prosesnya melalui dua tahapan yaitu tahap inokulasi, berupa proses memasukkan kotoran sapi ke dalam reaktor yang diendapkan selama 4-5 hari. Ketika sudah menghasilkan gas metana, kami mulai masuk ke tahap kedua adaptasi yaitu memasukkan umpan limbah tahu secara perlahan hingga mencapai target yaitu 750 liter per hari,” tambah Yama.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT