ParlemenKota Bukittinggi

Komisi II DPRD Kunjungi RSUD Bukittinggi, ini Tujuannya

153
×

Komisi II DPRD Kunjungi RSUD Bukittinggi, ini Tujuannya

Sebarkan artikel ini
Komisi II DPRD Kunjungi RSUD Bukittinggi
Komisi II DPRD Kunjungi RSUD Bukittinggi. (f/humas)

Mjnews.id – Komisi II DPRD Kota Bukittinggi mengunjungi sekaligus bertatap muka dengan pimpinan dan jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bukittinggi, Senin 3 Februari 2025.

Kunjungan dan silaturahmi tersebut, sekaligus mencari informasi dan mengetahui kondisi RSUD Bukittinggi saat ini.

Kunjungan Komisi II DPRD Bukittinggi ke RSUD Bukittinggi juga diikuti Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, Zulhamdi Nova Candra IB, Anggota Komisi II Andi Putra, Hj. Elfianis dan Dewi Anggraini. Kunjungan dihadiri pula Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Linda Faroza.

Direktur RSUD Bukittinggi dr. Muryani Dhatri, M.Kes menyampaikan kondisi rumah sakit yang dipimpinnya. Dimana, RSUD Bukittinggi yang diresmikan 18 Januari 2021 dan sudah berjalan 4 tahun. RSUD Bukittinggi adalah rumah sakit Tipe C dan memiliki 328 tenaga beserta outsourching. RSUD ini juga mempunyai 100 tempat tidur tapi tidak masuk IGD.

“RSUD Bukittinggi memakai pola pengelolaan keuangan BLUD, namun harus tetap didukung APBD. Walau kita sudah BLUD, bukan berarti bisa hidup sendiri. Kita masih harus ditopang APBD. Pendapatan kita Rp 11, 9 miliar. Jumlah ini belum cukup untuk berdiri sendiri,” ujar dr.Muryani di hadapan Komisi II DPRD Bukittinggi.

Muryani menambahkan anggaran RSUD Bukittinggi terealisasi 91 persen dan anggaran sekarang Rp 6 miliar. RSUD Bukittinggi juga masih membutuhkan banyak “asupan”. Belanja RSUD sebanyak Rp 12,8 miliar.

“Kita juga coba melakukan terobosan untuk peningkatan pelayanan. Untuk dokter spesialis kita masih berstatus kontrak. Kita masih melekat ke Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi. Saat ini, kita terkendala SDM dokter spesialis, butuh tambahan ruangan, kekurangan biaya pemeliharaan, dan tidak dapat DAK tahun 2025 karena persoalan KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar. Kita pun ingin melakukan rehab ruangan. Terkait kebutuhan dokter spesialis, kita butuh satu lagi tapi terkendala aturan. Jadi, kita hanya tersisa dua dokter kontrak,” terang Muryani didampingi jajaran RSUD Bukittinggi.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT