 |
| Wilcambidik Kemiri Gelar Lomba Mendongeng, Menulis Aksara Jawa dan Geguritan FTBI 2022. (f/m. taufik) |
Purworejo, MJNews.id – Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan (Wilcambidik) Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kembali menggelar rangkaian kegiatan Merdeka Belajar salah satunya dengan menggelar kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2022.
Kegiatan dilaksanakan di gedung SD Negeri Kemiri Kidul, Aula PGRI (gedung Graha Dwija) dan sanggar bakti Pramuka Kemiri, pada Selasa (11/10/2022).
Kegiatan diikuti murid SD se-Kecamatan Kemiri, yang dibuka oleh Suharini, SPd SD.
Ketua Panitia Suharini mengatakan bahwa penyusunan skenario pembelajaran dan petunjuk teknis (juknis) FTBI menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Merdeka Belajar serta Revitalisasi Bahasa Daerah. Oleh karena itu, wilcambidik mengelar lomba-lomba yang bertujuan untuk melestarikan (nguri-uri) Bahasa ibu yakni bahasa jawa.
Sebelum dilaksanakan lomba, para guru perwakilan dari sekolah dasar dan MI yang ada di wilayah Kecamatan Kemiri telah diberikan atau diviminasi revitalisasi bahasa daerah, sehingga kegiatan yang diselenggarakan bertujuan untuk lebih menekankan pengenalan dan penggunaan bahasa daerah yang ada yakni bahasa jawa.
“Kegiatan lomba meliputi Menulis aksara jawa, Dongeng bahasa jawa dan geguritan yang kesemuanya nantinya akan di pilih juara untuk putra dan putri untuk mewakili Kecamatan Kemiri maju ke tingkat Kabupaten,” pungkasnya.
Sunarsih, SPd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Nnegeri Kemiri merasa senang dan mendukung kegiatan ini, dengan harapan ke depan generasi muda bisa lebih menjunjung tinggi bahasa daerahnya sehingga bahasa dan budaya serta adat ketimuran bisa tetap ada di tengah-tengah kemajuan jaman dan teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.
 |
| Lomba Mendongeng, Menulis Aksara Jawa dan Geguritan FTBI 2022. (f/m. taufik) |
Lebih lanjut Sunarsih berpesan kepada para wali murid (orang tua) untuk bisa mendidik anak terkait bahasa ibu atau bahasa jawa, agar ke depannya anak anak tidak lupa akan bahasa yang telah diajarkan oleh nenek moyang kita dahulu.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan bahasa jawa,” pungkasnya.
(Fix)
