Mjnews.id – Tren penurunan stunting di Kota Padang Panjang menunjukkan hasil yang baik. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Kota Serambi Mekkah ini berada di posisi kedua terendah di Sumatera Barat, di angka 15,8 persen.
Sedangkan, Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Triwulan IV tahun 2024 mencatatkan sebanyak 327 balita stunting (9,71 persen). Terjadi penurunan dari triwulan I tahun 2024 sebanyak 466 balita (13,3 persen). Kendati begitu, Pemko terus berupaya menargetkan zero stunting di kota ini.
“Integrasi program dan kolaborasi lintas sektor penting. Semua OPD harus berperan aktif sesuai tupoksi. Satukan langkah, perkuat sinergi, dan jadikan zero stunting sebagai prioritas bersama,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Rabu 18 Desember 2024, di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota.
Tampak hadir, Ketua Tim Hubungan Antar Lembaga, Advokasi dan KIE BKKBN Provinsi Sumbar Rismiati, S.E, Pj Ketua TP-PKK Kota, Sri Hidayani, S.E.Ak, dan pejabat terkait lainnya.
Dikatakan Sonny, Dinas Kesehatan berperan terhadap layanan gizi dan kesehatan optimal. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berperan mengedukasi pola hidup sehat di sekolah. Dinas Sosial PPKBPPPA terkait pendampingan keluarga berisiko stunting. Serta PKK dan kader posyandu perihal monitoring langsung ke lapangan.
Sonny meminta pendekatan berbasis data. Intervensi fokus pada lokus prioritas. Yaitu ibu hamil, anak balita, dan remaja calon pengantin. Kemudian, penggunaan data e-PPGBM dan survei sebagai dasar kebijakan.
“Lakukan penguatan peran keluarga, edukasi pola makan sehat, pemenuhan gizi seimbang, dan ASI eksklusif. Tingkatkan peran ibu dan keluarga dalam pencegahan stunting. Pastikan anggaran yang tersedia digunakan tepat sasaran dan berdampak nyata,” katanya.