Padang PanjangSumatera Barat

IPH Padang Panjang Berfluktuasi Rendah 0,494 Persen

196
×

IPH Padang Panjang Berfluktuasi Rendah 0,494 Persen

Sebarkan artikel ini
Plh Sekdako Padang Panjang, Winarno
Plh Sekdako Padang Panjang, Winarno. (f/kominfo)

MJNEWS.ID – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) kota ini untuk minggu kedua Oktober berfluktuasi rendah atau berada pada angka 0,494 persen.

Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, mengungkapkan, adapun komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah udang basah, susu bubuk untuk balita, susu bubuk dan beras yang semuanya naik harga.

“Secara umum harga 51 komoditi relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada empat belas komoditi. Empat komoditas di antaranya mengalami kenaikan harga dan 1o komoditi mengalami penurunan harga,” sebut Putra usai mengikuti Rakor Inflasi Bersama Kemendagri via Zoom Meeting, Senin (16/10/2023).

Adapun isu pengendalian inflasi Padang Panjang di minggu kedua Oktober ini, tambahnya, pelaksanaan penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah (BP-CBP) Termin II-2023 yang sudah selesai disalurkan. Lalu, pengendalian hama tikus yang sudah dilakukan penyaluran bantuan BTT (biaya tidak terduga-red) oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan). Serta pelaksanaan program Genius (Gerakan Pemenuhan Gizi untuk Siswa) selama 40 hari untuk 500 siswa SD oleh Dispangtan.

“Kita juga lakukan operasi pasar beras yang dilaksanakan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) setiap Jumat. Pendistribusian beras SPHP Bulog. Penyusunan neraca pangan. Percepatan realisasi Basunting (Bapak Ibu Asuh Anak Stunting) dan Dahsat (Dapur Sehat Atasi Stunting) guna mengatasi stunting serta optimalisasi pelaporan APIP ke Irjen Kemendagri,” urainya.

Putra juga mengungkapkan terkait laporan masyarakat tentang peredaran beras yang dicurigai sintetis, juga sudah ditindaklanjuti OPD terkait.

“Disperdakop UKM langsung menurunkan tim ke lapangan dan meminta sampel beras yang menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Dispangtan memastikan bahwa itu bukan beras sintetis, tetapi merupakan bagian dari Keamanan Pangan Segar. Diperkirakan beras tersebut tercemar oleh zat kimia tertentu. Untuk itu, sampel berasnya dikirim ke BPOM untuk diperiksa lebih lanjut,” ungkap Putra.

Turut hadir pada rakor pengendalian inflasi tersebut, Plh. Sekdako, Dr. Winarno, M.E, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Forkopimda, dan OPD terkait.

(rk/arb)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT