Mjnews.id – Terik matahari di siang hari itu nyaris tak menyisakan bayangan. Di tengah panas yang memantul dari aspal Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Palo Padang, beberapa petugas berseragam oranye tampak sibuk menurunkan ember berisi adukan semen dan pasir. Suara sekop berpadu dengan deru kendaraan berat yang melintas hanya beberapa meter dari tempat mereka bekerja.
Tak ada upacara, tak ada kamera resmi hanya niat sederhana menutup lubang agar tak ada lagi pengendara yang celaka.
Di sinilah empati diuji di jalan raya. Kamis (2/10/2025), Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Dharmasraya bergerak cepat menambal titik-titik berbahaya di ruas Jalinsum Palo Padang, Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru. Penambalan dilakukan menggunakan material semen dan pasir bukan untuk memperindah, tapi semata-mata demi menyelamatkan nyawa para pengguna jalan yang melintasi jalur vital penghubung Sumatera Barat dengan provinsi tetangga.
Kepala Dinas Perhubungan Catur Ebyandry, yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas PUPR Dharmasraya, menyebut langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap warganya.
“Ini memang bukan kewenangan Pemkab Dharmasraya, karena jalur tersebut merupakan aset pemerintah pusat. Tapi keselamatan pengguna jalan adalah hal yang tidak bisa ditunda. Jadi, kami ambil langkah darurat, menambal sebisanya,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Catur menjelaskan, sesuai aturan, anggaran daerah (APBD) tidak dapat digunakan untuk perbaikan permanen pada jalan nasional. Namun hal itu tak menjadi alasan untuk berpangku tangan. Dishub Dharmasraya tetap berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah V, agar perbaikan menyeluruh segera dilakukan.
“Alhamdulillah, kami mendapat kabar bahwa proses kontrak pekerjaan perbaikan jalan sudah akan ditandatangani oleh pihak BPJN,” tambahnya dengan nada optimistis.
Langkah cepat itu bukan sekadar soal tambal-menambal jalan. Di baliknya ada kesadaran bahwa satu lubang di aspal bisa berarti satu nyawa terancam. Karena itu, Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, bahkan telah beberapa kali mengirim surat resmi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mendesak percepatan peningkatan kualitas infrastruktur jalan di wilayah Dharmasraya yang menjadi lintasan utama kendaraan antarprovinsi.
“Dharmasraya adalah jalur penghubung vital antara Sumbar dan Jambi. Volume kendaraan berat sangat tinggi, terutama truk logistik. Maka perhatian terhadap kondisi jalan harus terus kita suarakan,” kata Catur.
Selain melakukan aksi tanggap darurat, Dishub juga terus mengedukasi masyarakat agar ikut menjaga fasilitas publik dan menaati aturan lalu lintas.
“Yang bisa kami lakukan adalah memberikan edukasi. Untuk penindakan pelanggaran tentu menjadi kewenangan instansi lain sesuai peraturan perundang-undangan,” ujarnya menambahkan.
Langkah kecil yang dilakukan Dishub Dharmasraya itu mungkin terlihat sederhana. Namun di tengah keterbatasan kewenangan dan birokrasi yang panjang, tindakan cepat ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak menunggu instruksi untuk peduli. Mereka hadir di lapangan, bekerja senyap di bawah panas, demi keselamatan warga.
Sebab, bagi mereka yang setiap hari melintasi jalur Palo Padang, lubang di jalan bukan sekadar cekungan di aspal melainkan ancaman nyata yang bisa mengubah perjalanan menjadi tragedi. Dan ketika pemerintah daerah memilih turun tangan meski bukan wilayah kewenangannya, itu bukan sekadar pekerjaan teknis, tapi cermin dari empati dan tanggung jawab sosial.
(ssa)
