Jawa TimurPendidikan

Hebat! 4 Mahasiswi Polinema Ini Olah Tempurung Kelapa jadi Edible Coating

243
Tim Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (Pkm-Re) Politeknik Negeri Malang, Poppy Puspa Maya Sebagai Ketua Tim, Serta Tiga Anggota Tim Lainnya, Yaitu Syayyidah Fatimatuz Zahro, Dea Sukma Ayu, Dan Intan
Tim penelitian Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Politeknik Negeri Malang, Poppy Puspa Maya sebagai ketua tim, serta tiga anggota tim lainnya, yaitu Syayyidah Fatimatuz Zahro, Dea Sukma Ayu, dan Intan. (f/ist)

Mjnews.id – Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) telah menjalankan penelitian terkait penggunaan lapisan makanan (edible coating) yang terbuat dari campuran kitosan dan liquid smoke yang dihasilkan dari proses termolisis limbah tempurung kelapa sebagai agen anti-bakteri untuk ikan tongkol potong.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset 1 dan Laboratorium Bioproses Politeknik Negeri Malang selama periode Mei hingga Agustus 2023 oleh empat mahasiswa yang berasal dari jurusan D-IV Teknologi Kimia Industri.

Tim penelitian terdiri dari Poppy Puspa Maya sebagai ketua tim, serta tiga anggota tim lainnya, yaitu Syayyidah Fatimatuz Zahro, Dea Sukma Ayu, dan Intan.

Proses penelitian dimulai dengan melakukan termolisis pada tempurung kelapa dan melakukan proses pemurnian menggunakan metode adsorpsi. Setelah itu, lapisan makanan (edible coating) dibuat dengan menambahkan kitosan pada liquid smoke hasil termolisis. Dilanjutkan dengan pengujian berbagai parameter seperti densitas, viskositas, total asam, total fenol, dan gugus fungsi pada lapisan makanan tersebut.

Selanjutnya, lapisan makanan ini diaplikasikan sebagai pengawet pada ikan tongkol potong menggunakan metode perendaman (immersion method), dan kualitas ikan diukur melalui Total Volatile Base (TVB), jumlah bakteri dengan Total Plate Count (TPC), serta karakteristik organoleptik ikan tongkol seperti aroma, warna, dan tekstur dengan melibatkan 20 responden yang mengisi kuesioner.

Dengan adanya riset ini, diharapkan Masyarakat dapat lebih mempertimbangkan penggunaan bahan pengawet alami yang aman seperti edible coating dibandingkan dengan pengawet kimia seperti formalin dan natrium benzoate pada ikan potong pasaran yang membahayakan kesehatan tubuh.

Selain itu, realisasi dan komersialisasi edible coating skala besar kedepannya mampu mengurangi limbah tempurung kelapa di Indonesia.

(Rmn)

Exit mobile version