Mjnews.id – Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) terbukti membawa manfaat bagi pelaku usaha kecil. Bantuan peralatan yang diterima peserta program PENA di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Kartiah, membuat omsetnya meningkat.
Kartiah bergabung dalam program PENA sejak tahun 2022. Ia menerima bantuan peralatan berupa alat produksi, yaitu mesin perajang dan pengupas kentang. Sebelum menerima alat, butuh waktu lama bagi Kartiah untuk mengupas dan merajang kentang.
Otomatis perputaran bisnisnya woles, alias lambat. Ujungnya, perputan modalnya juga lembat.
“Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan PENA, berupa alat bantu produksi berupa pengupas kentang dan perajang kentang. Dengan alat itu, lebih cepat mengupas dan merajang. Jadi produksi lebih cepat sekarang,” ungkap perempuan 45 tahun itu, pada Selasa 29 Agustus 2023.
Efek positif juga dirasakan dalam mengais pendapatan. Dengan cara manual tanpa alat dari bantuan PENA, Kartiah mampu meraup Rp4 juta/bulan. “Sekarang sudah ada alat bantu yaitu alat produksi dari bantuan PENA, Alhamdulillah meningkat. Penghasilan saya bisa mendapat Rp4-6 juta bahkan lebih perbulannya,” kata warga Kelurahan Sotek RT. 001, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU, itu.
Dengan usaha yang terus menanjak, Kartiah siap graduasi dari bantuan sosial yang selama ini dia terima dari Kemesos. “Bantuan alat membuat volume produksi meningkat dan mengurangi waktu pekerjaan, pak. Insya Allah saya siap graduasi dari bansos,” katanya.
Usaha makanan ringan sudah dijalani sejak Kartiah tahun 2021 dengan brand “Yusy Food”. Selain makanan ringan kentang ada juga beberapa makanan ringan lainnya yang diproduksi. “Tidak hanya kentang mustofa ada beberapa makanan lainnya, yaitu kacang bawang, telur gabus keju dan akar kelapa,” kata Kartiah sambil memperlihatkan beberapa hasil olahan produk makanan ringannya.
Kartiah selaku pemilik brand Yusy Food lebih memilih makanan ringan mutofa untuk ditonjolkan dalam promosinya dibanding makanan ringan yang lainnya.
“Yang lebih saya tonjolkan dan saya promosikan yaitu kentang mustofa, karena produk ini banyak diminati karena selain dikonsumi sebagai makanan ringan tetapi dikonsumsi sebagai lauk makanan,” kata Kartiah.
Dalam menjalankan usaha makanan ringannya ibu dengan satu orang anak ini mempunyai kendala yaitu keterbatasan kemampuannya dalam melakukan pemasaran produk. Keterbatasan kemampuan Ia anggap sebagai bagian alami dari pengalaman setiap orang dan keterbatasan ini dapat membantu kita mengelola harapan, mengembangkan strategi yang lebih bijaksana, dan menemukan cara untuk tetap maju meskipun tantangan yang ada.
Sebagai wujud nyata dengan keterbatasan tersebut Kartiah tetap memaksimalkan apa yang Ia mampu lakukan dalam pemasaran hasil olahan makanannya.
“Dalam usaha makanan ringan bagi saya kedalanya adalah pemasaran, kalau memproduksinya alhamdulillah bisa. Karena saya kurang bisa, kurang bisa online gitu, jadi sealakadarnya di whatsapp kalau lagi produksi saya buat status, nanti ada beberapa yang sudah terbiasa nyicip suka order,” pungkasnya.
Selain pemasarannya melalui status whatsapp, olahan kentang mustofanya Ia distrubusikan ke warung-warung terdekat.
“Saat ini untuk pemasarannya masih daerah kecamatan penajam saya titip-titpkan di warung selebihnya ada yang kontak atau pesan langsung karena dikemasan tertera nomor saya, beberapa pembeli menghubungi saya order lagi minimal 500 gram bahkan sampai ada yang 1 Kg 2 Kg biasa sudah pernah,” ungkap Kartiah.
Untuk mendorong produknya laku dipasaran Kartiah berusaha untuk mempunya izin usaha terkait olahan yang produksi. Perizinan yang sudah diperoleh yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB). Selain perizinan Ia juga sudah memproleh Sertifikasi Halal.
“Untuk izin Pelaku Usaha dan Industri Rumah Tangga (PIRT) lagi dalam proses karena PIRT syaratnya satu tahun berjalan baru proses mengurus, saat ini sedang mengurus tinggal nunggu terbit. Selain itu sertifikasi halal saya sudah mengurus dan alhamdulillah per hari ini sudah terbit sertifikatnya,” katanya.
Bantuan PENA yang diterima Ia merasa senang dan terharu ternyata ada yang memperhatikan usahanya dan berharap bahawa usahanya bisa bertahan dan berkembang serta produknya bisa bersaing dengan produk luar.
“Saya berharap usaha ini bisa bertahan dan berkembang, apalagi yang sudah kita ketahui bersama terutama di PPU ke depan ada IKN, semoga apa yang saya produksiu mampu bersaing dengan produk-produk dari luar jangan sampai produk asli dari PPU kalah saing. Mudah-mudahan kedepannya bisa unggul seperti produk-produk lainnya,” katanya.
(rel)