Opini

Duet Anies-Muhaimin (AMIN), Dwi Tunggal Pemimpin Kolaboratif dan Semangat Perubahan

270
Jazilul Fawaid (Tengah) Bersama Anies Baswedan Dan Abdul Muhaimin Iskandar
Jazilul Fawaid (tengah) bersama Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar. (f/pkb)

Deklarasi pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) pada 2 September 2023 lalu, mengejutkan semua pihak. Tidak banyak orang menyangka dua sosok ini akhirnya menjadi sepasang bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung Koalisi Perubahan, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Oleh: Dr Jazilul Fawaid, SQ., MA.

Mjnews.id – Bahkan, sebagai ekspresi keterkejutan, sahabat saya, Prof Burhanuddin Muhtadi, pengamat politik senior yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia dan dosen Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, begitu mendengar Gus Imin merapat ke Koalisi Perubahan menjadi bacawapres pendamping Mas Anies, langsung menulis dalam akun Twitter-nya, @BurhanMuhtadi, “Ada tiga misteri Tuhan: jodoh, kematian, dan Muhaimin Iskandar.” 

Ekspresi keterkejutan dari Prof Burhanuddin Muhtadi itu bukan satu-satunya. Saya pribadi sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, saat itu juga menerima bertubi-tubi pertanyaan, baik dari sahabat-sahabat jurnalis maupun dari berbagai pihak lain yang ingin mengonfirmasi salah satu kejutan politik terbesar menjelang Pilpres 2024 ini.

Kekagetan itu tentu beralasan. Maklum, Mas Anies dan Gus Imin semula berada dalam gerbong koalisi berbeda. Mas Anies sudah diusung sebagai capres oleh tiga parpol yakni Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat dengan semangat perubahan. Sementara Gus Imin digadang-gadang bakal menjadi cawapres pendamping Pak Prabowo Subianto dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang akhirnya kandas, meskipun sudah lebih dari setahun ”berpacaran”.

Kini, duet AMIN telah menjadi pasangan bakal capres dan cawapres yang pertama kali mendeklarasikan diri untuk bertarung pada Pilpres 2024 mendatang. AMIN siap menyongsong masa depan baru dengan kekuatan rakyat, bukan kekuatan materi atau logistik. Berbagai langkah persiapan juga sudah dilakukan bersama tiga parpol pengusungnya. Tim Nasional Pemenangan AMIN juga sudah dibentuk dan saat ini dalam proses penyusunan final personel. Juga sudah dibentuk pula Badan Kerja (BAJA) AMIN sebagai pengganti Tim 8. Baik Mas Anies maupun Gus Imin juga langsung tancap gas menyapa masyarakat ke berbagai daerah.

Dan syukur alhamdulillah, antusias publik juga luar biasa menggembirakan. Mereka menyambut duet AMIN bak oase di padang pasir. Gambaran besarnya gelombang dukungan rakyat itu bisa dilihat saat acara Jalan Sehat Gembira di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (24/9/2023) pagi. Jutaan manusia turun ke jalan secara sukarela untuk memberikan dukungan kepada pasangan AMIN. Lautan manusia berdesak-desakan memenuhi jantung Kota Makassar. Mereka datang secara sukarela dari berbagai penjuru Sulawesi Selatan. Bahkan, selama lebih dari 4 jam, massa tak kunjung beranjak dari lokasi acara.

Pasangan pemimpin baru yang diharapkan bisa memberikan harapan (hope) untuk kemajuan bangsa ke depan. Sementara capres lainnya seperti Pak Prabowo Subianto maupun Pak Ganjar Pranowo, hingga kini belum kunjung mengumumkan siapa calon wakil presiden yang hendak digandeng maju dalam Pilpres 2024. Bahkan, belakangan ramai kemungkinan hanya akan ada dua poros koalisi yakni Poros Perubahan dan Poros Non Perubahan atau Poros Rakyat dan Poros Kekuasaan.

Bagi AMIN, berapapun porosnya tidak menjadi soal. AMIN siap menghadapi hanya dua poros ataupun lebih. Secara pribadi, saya lebih tertarik tiga poros sehingga rakyat punya banyak pilihan. Toh secara kebutuhan parpol pengusungnya, baik koalisi Pak Prabowo maupun Pak Ganjar cukup syarat presidential threshold untuk berlayar.

Duet AMIN ini merupakan dwi tunggal dari kekuatan tokoh pemimpin muda yang masing-masing memiliki kekuatan dan track record kepemimpinan yang panjang. Dari sisi nasab, Mas Anies Baswedan merupakan cucu dari pahlawan nasional, H Abdurrahman (A.R) Baswedan yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Muda Penerangan pada Kabinet Sjahrir. Sedangkan Gus Imin merupakan cicit dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri. Dalam hal nasab ini, Pak Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN bahkan menyebut duet AMIN sebagai “Manunggaling Habib dan Walisongo”

Sementara dari sisi pengalaman, keduanya juga sudah teruji sebagai pemimpin yang sangat berhasil. Mas Anies Baswedan pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan berbagai prestasi yang cemerlang. Sejumlah karya besar ditorehkan Mas Anies selama memimpin Jakarta, antara lain yang menjadi masterpiece yakni pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) dengan seluruh tenaga pekerjanya adalah tenaga lokal. Juga Proyek Lintas Raya terpadu (LRT) Jakarta, ajang balap Formula E, proyek Kampung Susun Akuarium, flyover Tapal Kuda dan Cakung, serta integrasi sistem transportasi.

Pengalaman kepemimpinan Mas Anies Baswedan lainnya yakni pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, inisiator Gerakan Indonesia Mengajar, dan Rektor Universitas Paramadina Jakarta. Pada 2008 silam, Anies juga masuk dalam daftar 100 Tokoh Intelektual Dunia yang dirilis majalah Foreign Policy, bersanding dengan Yusuf Qardhawi, Al Gore, dan Muhammad Yunus. Berikutnya pada 2010, Anies juga pernah tercatat dalam daftar 20 tokoh yang membawa perubahan dunia dalam 20 tahun ke depan oleh Majalah Foresight terbitan Jepang, bersanding dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez dan tokoh besar lainnya.

Exit mobile version