banner pemkab muba
WisataInternasionalPadang Pariaman

Kisah Orang Kampung Pergi ke Batam, Melancong ke Singapura Malah Tertahan di Kantor Imigrasi

604
×

Kisah Orang Kampung Pergi ke Batam, Melancong ke Singapura Malah Tertahan di Kantor Imigrasi

Sebarkan artikel ini
Foto Bersama Di Patung Singa
Melancong ke Singapura, mengambil momen foto bersama di patung Singa. (f/dok)

Singapura, Mjnews.id – Salah seorang anggota rombongan dari Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang tertahan di Imigrasi Singapura, pada Selasa (20/12/2022). Begini kronologis kejadiannya.

Saat masuk pintu pemeriksaan pertama, dia lolos dan tidak banyak pertanyaan dari petugas. Menyuruh barang bawaan dilepas termasuk ikat pinggang. Memasuki pintu kedua petugas suruh screening paspor.

Setelah dilakukan screening, mungkin petugas melihat ada yang perlu dipertanyakan tentang paspornya. Sementara anggota rombongan yang dua lagi lolos bersama pemandu perjalanan (guide) dan langsung naik kapal Sindo Ferry dengan tujuan Batam.

Menurut informasi dari yang tertahan di kantor Imigrasi Singapura itu, Petugas minta paspor dan tiket untuk diperlihatkan, setelah itu bersandar di kursi pada dinding di depan petugas tersebut.

“Bapak duduk yang baik, jangan banyak bergerak,” perintahnya.

Sekitar 10 menit setelah ini datang petugas perempuan berpakaian seragam biru dan menyuruh pindah duduk ke dalam kamar 3×3 meter. Setiba dalam kamar itu disuruh duduk dan diam.

“Bapak duduk saja ya, sampai dipanggil. Kemudian petugas itu menutup pintu kamar tersebut,” tuturnya menceritakan.

Pada saat dalam kamar itu, dia coba introspeksi dirinya, apa sih kesalahan saya? Kok saya tidak dibolehkan ke luar dari Singapura. Rasanya sama sekali tidak ada yang salah. Sampai tertidur dalam kamar ukuran 3×3 meter itu.
Kemudian datang panggilan, “Bapak silahkan keluar.”

Dia kemudian disuruh duduk di depan kamera dan diambil sidik jari dua empunya. Habis itu diantar ke luar, terus ke ruang tunggu tempat pemberangkatan kapal.

Dengan melihat dan memperhatikan wajah orang yang duduk dalam ruangan tersebut, dia tidak menemukan lagi teman rombongan bersama tenaga pemandu perjalanan. Kemudian dirinya bertanya kepada petugas seraya memperlihatkan tiket kapal Sindo Ferry yang dipegangnya.

Petugas bilang, bapak duduk dulu nanti dipanggil.

Waktu itu dia mencoba ngobrol dengan penumpang lain. Penumpang yang mengaku berasal dari Medan itu mencoba menganalisa kenapa ditahan oleh petugas kantor Imigrasi Singapura tersebut.

Menurut saya, kata orang Medan, bapak salah masuk Singapura. Salahnya dimana? Mungkin terbaca oleh petugas, kenapa terlalu singkat tinggal di Singapura. Minimal itu 3 hari. Lagi pula bapak masuk dari Malaysia. Harusnya masuk melalui Singapura dan ke luar juga pintu Singapura.

“Mungkin bisa seperti itu, bisa juga tidak. Soalnya saya ke Singapura bersama rombongan 3 orang dipandu 1 orang petugas dari jasa guide. “Kalau begitu, kenapa 2 orang teman saya lolos bersama tenaga pemandu perjalanan?” tanya dia menjelaskan kronologisnya.

Setelah itu, baru dia yang mengemukakan alasan dirinya tertahan di kantor Imigrasi Singapura disebabkan namanya berbau agama Islam.

“Oh ya, betul itu, orang Singapura sangat sensitif dengan nama berbau agama Islam. Jelaslah nama bapak penyebabnya,” tutur anak muda dari Medan itu meyakinkan lagi.

Setelah menunggu sekitar 1 jam lagi, baru datang panggilan untuk keberangkatan dengan kapal Sindo Ferry terakhir dari Singapura ke Batam.

Selama tertahan di Kantor Imigrasi, saat akan masuk dan akan ke luar Singapura dirinya merasakan mendapatkan pengalaman yang susah untuk dilupakan.

“Inilah pengalaman yang susah buat dilupakan dalam hidupnya,” pikirnya.

Setelah turun dari kapal di Batam Center, teman yang lolos dari pemeriksaan telah menunggu dengan hati yang gusar, sehingga temannya itu mengaku tidak mau makan sebelum dirinya datang.

“Kami alah galau rasanya tadi,” kata ibuk Suarni Alif dan diamini oleh Zam Haril.

“Dengan mengucap kata syukur kepada Allah SWT, mereka saling tersenyum dengan wajah ceria. Alhamdulillah bertemu juga kita kembali,” ulang Zam Haril menimpali.

Dari bincang-bincang dengan sopir taksi dan guide dari Malaysia ke Singapura, Mister Bije nama sopirnya mengatakan, “apabila lolos dari pemeriksaan kantor Imigrasi Singapura, untuk masuk negara lain sudah tidak banyak pemeriksaannya”.

“Oh gitu ya. Syukurlah kalau macam itu,” tutur laki-laki yang suka humor itu sambil tersenyum kembali.

(Tka)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600