Mjnews.id – Lapas Kelas IIA Bukittinggi berhasil menerapkan Sistem Keamanan dan Ketertiban Inovatif (SIKOSINI) sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi pengawasan dan mengoptimalkan keamanan di dalam lembaga pemasyarakatan.
Kepala Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Herdianto menjelaskan bahwa penerapan SIKOSINI adalah bagian dari komitmen untuk mewujudkan standar keamanan yang tinggi di lembaga pemasyarakatan.
ADVERTISEMENT
“Dengan SIKOSINI, kami dapat memantau setiap aktivitas di dalam Lapas secara lebih efisien, dari pintu masuk, pergerakan narapidana, hingga area-area sensitif lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan keamanan bagi para petugas Lapas, tetapi juga memberikan dampak positif bagi para narapidana,” ujarnya, Sabtu 17 Februari 2024.
Kehadiran SIKOSINI telah membantu petugas Lapas untuk melakukan pengawasan secara lebih terpadu dan efektif, serta memungkinkan para nara pidana untuk menjalani hukuman dengan aman dan terkendali.
Penerapan SIKOSINI di Lapas Bukittinggi merupakan upaya progresif yang menyatukan teknologi informasi dengan sistem manajemen keamanan dan ketertiban di dalam lembaga pemasyarakatan.
Dengan SIKOSINI, petugas dapat melakukan pengawasan secara real-time menggunakan perangkat teknologi.
Hal ini memungkinkan petugas untuk mendeteksi potensi gangguan keamanan lebih cepat dan memberikan respons yang lebih efektif.
Para petugas Lapas Kelas IIA Bukittinggi yang telah menggunakan SIKOSINI merasakan manfaat dari sistem ini. Mereka menyampaikan bahwa dengan kehadiran SIKOSINI, pengawasan menjadi lebih mudah dilakukan, memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada tugas inti pengamanan.
Penerapan SIKOSINI di Lapas Kelas IIA Bukittinggi tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga memberikan efisiensi dalam operasional pengawasan. Dengan teknologi yang canggih, pengawasan dapat dilakukan dengan lebih terarah dan hasil yang lebih akurat.
Diharapkan, penerapan SIKOSINI di Lapas Kelas IIA Bukittinggi dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban yang optimal, menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih aman dan terkontrol bagi semua pihak yang terlibat.
(*)
