BeritaKesehatanLimapuluh Kota

Tanggapi Berbagai Permasalahan Kesehatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Ini Kata Yulia Masna

452
×

Tanggapi Berbagai Permasalahan Kesehatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Ini Kata Yulia Masna

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota, Yulia Masna
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota, Yulia Masna. (f/ist)

Mjnews.id – Terkait pemberitaan berbagai permasalahan kesehatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Yulia Masna selaku Kepala Dinas Kesehatan akhirnya angkat suara.

Kepada wartawan melalui pesan singkatnya, Yulia Masna mengatakan, saat ini angka prevalensi stunting 8,6 persen, kemudian IPM terjadi peningkatan ke 72,3 dan umur harapan hidup meningkat dari target 70 tercapai 73,3. Jadi rata-rata masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota akan hidup rata-rata di usia 73,3 tahun,” katanya, Selasa 3 Desember 2024 siang.

Yulia Masna juga menyinggung terkait sampah yang di Puskesmas Sialang, Kecamatan Kapur IX itu bukan bungkus obat sarana pemerintah, karena kita tidak ada beli obat dengan merek itu.

“Saya berharap informasi yang disampaikan agar lebih edukatif dan memberikan edukasi ke masyarakat dan jelas sumbernya,” tegasnya.

Ditambahkan Yulia Masna, sekaitam peserta BPJS yang menunggak mandiri itu berarti orang mampu bayar premi.

“Yang ditanggung pemerintah itu berdasarkan usulan nagari,” tutup mantan Sekretaris DPMPTSP itu.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Corruption Investigation Committee (CIC) Luak 50, Syafri Ario, menyoroti berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota.

Ia menilai Kepala Dinas Kesehatan Lima Puluh Kota, Yulia Masna, kurang responsif dalam menyikapi isu-isu tersebut dan mendesak agar dilakukan evaluasi terhadap kepemimpinannya.

Menurut Syafri, berdasarkan data CIC, isu-isu strategis yang menjadi tantangan sektor kesehatan di Lima Puluh Kota meliputi tingginya angka stunting, pembangunan Rumah Sakit di IKK Sarilamak yang tidak jelas progresnya, tunggakan BPJS kesehatan, pengelolaan limbah Puskesmas di Sialang, hingga transparansi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rumah Sakit Achmad Darwis di Suliki.

“Angka stunting di Lima Puluh Kota termasuk yang tertinggi di Sumatera Barat, bahkan nasional, dengan prevalensi mencapai 40,1 persen. Hal ini turut berkontribusi pada rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sayangnya, Dinas Kesehatan belum menunjukkan langkah nyata dalam menangani permasalahan ini,” ujar Syafri di Payakumbuh, Senin (02/12/2024).

(Yud)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT