iklan pemkab muba
BeritaSumatera BaratTanah Datar

Erupsi Gunung Marapi Berdampak Banyak pada Petani

908
×

Erupsi Gunung Marapi Berdampak Banyak pada Petani

Sebarkan artikel ini
Abu vulkanik menyelimuti pertanian masyarakat
Abu vulkanik menyelimuti pertanian masyarakat. (f/maison)

Mjnews.id – Nyaris satu bulan pascaerupsi Gunung Marapi, gunung yang terletak di antara dua Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu menyemburkan kabut asap, menewaskan 24 korban jiwa, para penikmat keindahan alam. Minggu yang tenang, namun siapa sangka nestapa itu datang meluluhlantakkan perkebunan, persawahan masyarakat.

Hingga hari ke 28, sudah puluhan kali Gunung Marapi menyemburkan abu vulkaniknya, ribuan hektare pertanian masyarakat kena imbas dari semburan abu itu. Masyarakat Tanah Datar dan Agam merupakan daerah pertanian dan pemasok hasil pertanian, mereka sangat merasakan dampak dari letusan Gunung Marapi.

Betapa tidak, cabe, lobak, seledri, kacang, dan hasil pertanian lainnya, tidak bisa dipanen dikarenakan guguran abu vulkanik yang menutupi nyaris semua tanaman mereka.

Helmi St. Mudo, salah seorang petani sayur, warga Koto Tuo Panyalaian, Tanah Datar, kepada Mjnews.id mengatakan, berharap pada musim panen tahun ini. Namun, musibah ini menyirnakan impian untuk bisa panen tahun ini. Pasalnya, cabe yang ditanam dan nyaris dipanen hangus, dikarenakan guguran abu vulkanik atau kapundan, orang sini menyebutkan.

Kasihan kita melihat kondisi para petani kita. Belum lagi harga racun dan pupuk mahal, di sisi lain harga sayuran di pasaran tidak menjanjikan. Ditambah lagi, sekarang abu vulkanik menutupi hasil pertanian mereka. “Untuk dipanen, saya rasa tidak mungkin, dikarenakan kondisi hasil pertanian mereka yang nyaris rusak,” terang St. Mudo.

Kita tidak bisa berbuat banyak, sekarang yang bisa kita lakukan hanya menunggu rahmat Tuhan dengan turunnya hujan, banyak sedikitnya para petani terbantu dengan siraman air hujan. “Bisa dilihat, nyaris semua hasil pertanian masyarakat untuk tiga bulan belakangan ini banyak yang gagal panen dikarenakan abu kapundan yang menyelimuti pertanian masyarakat,” ujar St. Mudo.

Sementara itu, Abdul Rahim pengamat pertanian mengatakan, musibah abu vulkanik kali ini merupakan semburan Gunung Marapi terparah tahun ini. Biasanya, tiga hari pasca letusan Gunung Marapi, kondisi pertanian masyarakat normal kembali. “Letusan Gunung Marapi tahun ini, hampir satu bulan meletus sampai sekarang belum melihatkan tanda-tanda normal. Tiap hari masih menyeburkan abunya,” terang Abdul Rahim.

Kasihan kita melihat kondisi para petani. Barharap hasil tani mereka akan melimpah. Namun, petaka abu membuyarkam mimpi para petani. Jangankan, untung yang akan diperoleh malah hutang yang timbul, dikarenakan, racun-racun dan pupuk yang mahal, tukuk Abdul Rahim dan jaga pelaku pertanian.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT