Ekonomi

Kepala BP2MI Sebut Jerman Jadi Negara Idola PMI, Gajinya Tinggi

179
×

Kepala BP2MI Sebut Jerman Jadi Negara Idola PMI, Gajinya Tinggi

Sebarkan artikel ini
Img 20230709 Wa0095 Resize 34

Mjnews.id – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas sebanyak 13 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam program G To G untuk sektor perawat.

“Hari ini bangga berangkat atau melepas tiga belas PMI Program G to G ke negara penempatan Jerman untuk sektor kesehatan,” kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (9/7/2023).

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Partai Hati Nurani (Hanura) itu menyebut bahwa Jerman menjadi negara idola yang diinginkan PMI.

Hal tersebut lantaran Jerman memiliki UU Ketenagakerjaan yang berpihak kepada para pekerja. Terlebih lagi, upah di Jerman paling tinggi dibandingkan negara lain penempatan PMI.

“Jerman menjadi idola untuk skema G to G, karena UU ketenagakerjaan yang berpihak pada negara asing dan menyediakan gaji relatif tinggi,” ujarnya.

Menurut Benny, penempatan kerja seperti itu harus digelorakan. Karena, mimpi anak-anak muda bangsa Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi kenyataan.

“Mimpi yang harus menempuhnya dengan cara-cara yang resmi, UUD 1945 Pasal 27 jelas menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak. Itu hak tugas negara adalah memfasilitasi negara kepada rakyat,” ucapnya.

Dia menyebut kerja-kerja yang dilakukan PMI di luar negeri tidak bisa dianggap remeh. Terlebih, mereka adalah pahlawan devisa untuk kas negara.

“Kita tidak menginginkan ada pihak yang menghinakan PMI, bahkan sampai memandang remeh. Seluruh aparat negara harus memiliki mindset yang baru, bahwa kita sebagai aparatur negara hadir di negara ini melayani PMI,” imbuhnya.

Benny berencana akan membuka skema manufaktur dan finishing di Jerman. Seperti dalam program G To G di Korea Selatan (Korsel). Namun, hal tersebut masih dalam pembahasan.

“Ini masih kita dorong, dan akan melakukan pembahasan dengan negara yang bersangkutan, kami akan memperjuangkan tidak hanya skema perawat, tapi juga finishing dan manufaktur,” tuturnya.

(***)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT