banner pemkab muba
InfrastrukturLampungWay Kanan

Soal Pembangunan Embung di Kampung Bumi Baru, Penanggung Jawab Lapangan CV Duta Agung Persada Angkat Bicara

587
×

Soal Pembangunan Embung di Kampung Bumi Baru, Penanggung Jawab Lapangan CV Duta Agung Persada Angkat Bicara

Sebarkan artikel ini
Proyek Pembangunan Embung/Bangunan Penampung Air, Jembatan Dan Rijid Yang Berlokasi Di Kampung Bumi Baru, Dusun 3 Rt 04, Way Kanan, Lampung
Proyek pembangunan embung/bangunan penampung air, jembatan dan rijid yang berlokasi di Kampung Bumi Baru, Dusun 3 RT 04, Way Kanan, Lampung. (f/ist)

Mjnews.id – Menanggapi pemberitaan di beberapa media online beberapa hari yang lalu mengenai proyek pembangunan embung/bangunan penampung air, jembatan dan rijid yang berlokasi di Kampung Bumi Baru, Dusun 3 RT 04, Way Kanan, Lampung, Penanggung jawab lapangan CV. Duta Agung Persada, Asep Suhaimi angkat bicara.

Ia mengatakan, pemberitaan di media online beberapa hari yang lalu itu tidak berdasar.

“Mengenai pemberitaan proyek pembangunan embung yang asal jadi di media online beberapa hari yang lalu jelas tidak berdasar”, kata Asep, Minggu (14/05/2023).

Diberitakan beberapa media online sebelumnya, sumber dana proyek yang berasal dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung tahun anggaran 2022 dengan anggaran Rp. 1.414.550.000, yang dikerjakan CV. Duta Agung Persada itu terkesan dikerjakan asal jadi.

Asep pun menjelaskan, gorong-gorong yang jebol itu bekas jembatan lama. Dimana gorong-gorong yang lama kita timbun, sebab jembatan yang baru itu posisinya di atas maka kita buat aliran baru, sesuai RAB yang ada.

“Jadi gorong-gorong lama setelah ditimbun otomatis aliran air mengalir ke irigasi baru yang telah kami pasangi pintu air, agar pada saat debit air naik di musim hujan air dapat dialirkan ke bawah.

Ternyata pintu air yang seharusnya berfungsi dengan baik malah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Pengerusakan pintu air yang dilakukan oleh oknum tersebut, dengan cara pintu air ditimbun menggunakan tanah dan setir untuk membuka pintu air hilang dicuri”, terang Asep.

Asep menambahkan, akibat tidak berfungsinya pintu air yang seharusnya terbuka, menjadi tertutup. Pada saat hujan deras debit air meningkat, seharusnya air mengalir lewat gorong-gorong baru itu tidak dapat mengalir semestinya, sebab posisi pintu air rusak tidak dapat dibuka. Menyebabkan air mengalir melalui gorong-gorong lama yang telah ditimbun sehingga jebol.

“Jadi jelas yang jebol itu bukan gorong-gorong baru yang kami buat, tapi gorong-gorong lama yang telah kami tutup dengan cara ditimbun”, jelas Asep.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600