Serangan militer Rusia ke Ukraina. (net) |
BELARUSIA, Mjnews.id – Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan bersedia mengirim pasukan dari negaranya dan mengambil bagian dalam invasi Rusia ke Ukraina.
“Pasukan Belarusia dapat digunakan dalam operasi melawan Ukraina jika diperlukan,” kata Lukashenko, dikutip dari Reuters pada Kamis (24/2/2022).
Belarusia menjadi salah satu negara pertama yang mengetahui niat Putin melakukan operasi militer dan menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2) dini hari.
Putin disebut sempat menghubungi Lukashenko lewat sambungan telepon pukul 5 pagi waktu setempat, dikutip dari AFP.
“Sekitar jam 5 pagi hari ini ada percakapan telepon antara presiden Belarusia dan Rusia,” ujar perwakilan kantor Lukashenko.
China Minta Warganya Diam Saja
Sementara Pemerintah China mengingatkan warga negaranya di Ukraina agar tidak keluar rumah di tengah situasi mencekam setelah negara itu diinvasi oleh Rusia.
“Jika terjadi kekacauan dan situasi tidak terkendali, terutama jika ada kerusuhan serius di kota, keluar ke jalan (Anda) bisa menjadi sasaran serangan dan lalu lintas bisa diblokir. Oleh sebab itu, yang terbaik adalah tinggal di dalam rumah dan menjauh dari jendela dan kaca agar tidak mengalami luka-luka,” demikian peringatan Kedutaan Besar China di Ukraina, Kamis (24/2/2022).
Kedutaan juga meminta warga dan pelaku usaha asal China untuk tetap tenang dan memastikan keselamatannya.
Jika melakukan perjalanan jauh, kedutaan mengingatkan agar warga memastikan ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar untuk kendaraan mereka di sepanjang rute perjalanan.
Kedutaan terus memantau perkembangan situasi di Ukraina.
Ledakan terjadi di berbagai kota di Ukraina setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina timur pada Kamis.
Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun menyerukan semua pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina menahan diri guna menghindari eskalasi krisis lebih lanjut.
“China percaya pintu untuk mencari jalan damai bagi Ukraina masih belum sepenuhnya tertutup. Untuk menghindari konflik lebih lanjut China akan terus mendorong pembicaraan damai,” ujarnya dikutip media China.
Menurut dia, konflik di Ukraina memiliki catatan sejarah yang rumit dan perkembangan situasi yang terjadi merupakan dampak dari berbagai faktor yang sangat kompleks.
(***)