banner pemkab muba
KesehatanOpini

Bedah Gagal Ginjal Akut, Si Penyebab Angka Kematian Anak Meningkat Drastis

106
×

Bedah Gagal Ginjal Akut, Si Penyebab Angka Kematian Anak Meningkat Drastis

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Gagal Ginjal
Ilustrasi.

Oleh: Selvia Maharani
Mjnews.id – Dimulai dari akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan secara tajam kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) pada anak yang didominasi pada anak usia di bawah 5 tahun.
Seiring meningkatnya angka kematian anak akibat gagal ginjal pada pasien anak membuat para orangtua resah. Kemenkes mengimbau para orang tua untuk tidak panik, tetap tenang, namun selalu waspada terhadap kondisi anak terutama ketika anaknya mengalami gejala tertentu yang mengarah kepada gagal ginjal akut, seperti diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta intensitas buang air kecil semakin sedikit bahkan tidak sama sekali. Hal ini meresahkan karena gejala yang dirasakan oleh korban jiwa adalah gejala ringan. 
Terlaporkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia per Selasa (18/10/2022), mencapai 206 kasus yang jumlahnya bertambah dan belum ada informasi lebih jauh dari Kemenkes. Dari ratusan kasus yang tersebar di 20 provinsi itu, 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Angka kematian akibat kasus gagal ginjal akut di Indonesia mencapai 48 persen dari total keseluruhan kasus yang dimana ini terbilang tinggi.
Tingginya angka kematian akibat gagal ginjal akut pada pasien anak di Indonesia tentu bukan tanpa sebab. Gagal ginjal akut terjadi ketika menurunnya fungsi ginjal secara cepat dan tiba-tiba, Kondisi ini membuat ginjal tak mampu memproduksi urin yang sebenarnya dan menjadi sarana pembuangan racun tubuh. Apalagi ginjal merupakan salah satu organ vital pada tubuh manusia. Kerusakan pada ginjal akan turut mempengaruhi fungsi organ-organ penting lainnya yang dimiliki tubuh manusia. 
Kemenkes juga turut telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan. Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.
Setelah dilakukannya analisis terhadap pasien, 7 dari 11 pasien gagal ginjal akut di RSCM positif memiliki cemaran etilen glikol dan dietilen glikol. Etilen glikol dan dietilen glikol ini adalah zat atau senyawa berbahaya yang ditemukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berisiko pada ginjal. Cemaran etilen glikol dan dietilen glikol terdapat pada obat sirup anak sehingga Kemenkes menghimbau orang tua untuk menghentikan pemberian konsumsi obat sirup pada
anak. Maka dari itu, orang tua diharuskan untuk konsultasi terlebih dahulu terkait obat yang dikonsumsi anak. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memerintahkan penarikan dan pemusnahan lima sirup obat yang memiliki kandungan Etilen Glikol (EG) melebihi ambang batas aman.
Sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari situs BPOM, Kamis (20/10/2022), “Penarikan mencakup seluruh outlet antara lain Pedagang Besar Farmasi, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan.”
Berdasarkan hasil sampel dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022, diketahui adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 produk berikut:
  • Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
  • Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
  • Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
  • Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
  • Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Walaupun demikian, BPOM menyatakan dari hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat memastikan kesimpulan penggunaan sirup obat memiliki keterkaitan kejadian gagal ginjal akut. Selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor penyebab resiko gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui beberapa gejala gagal ginjal akut. Mulai dari fase awal hingga fase lebih parah. Kemunculan kasus ini terbilang mendadak sebab pasien dilaporkan tidak mengalami keluhan apapun. Perkembangan penyakit ini terbilang cepat dan mendadak, di mana pasien mengalami penurunan kondisi yang cepat.
Guna mendapatkan penanganan sesegera mungkin, berikut beberapa gejala awal yang umum terjadi pada pasien gagal ginjal akut :
  • batuk-pilek
  • demam,
  • diare,
  • mual-muntah,
  • frekuensi kencing menurun atau tidak sama sekali.
Catatan: Ideal anak buang air kecil sebanyak 5-6 kali dalam sehari atau sekitar 3-4 jam sekali. Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air, serta pastikan perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Dari data gejala awal yang muncul, faktor utama penyebab penyakit ini akibat infeksi saluran cerna yang utama untuk itu Kemenkes mengimbau sebagai upaya pencegahan agar orang tua memastikan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan, makan makanan yang bergizi seimbang, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi.
Beberapa gejala lain yang muncul apabila kondisi semakin parah yang dimana gejala ini muncul saat penurunan fungsi ginjal telah mencapai 50 persen. Berikut di antaranya:
  • badan membengkak,
  • napas cepat dan dalam,
  • gangguan elektrolit,
  • kejang karena tekanan darah tinggi.
Dengan adanya pengetahuan terkait gejala pada pasien gagal ginjal akut ini mampu membantu untuk mendeteksi sedini mungkin jika gejala ini terjadi pada anak Anda.
Penulis, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang
(***)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600