Opini

Penanganan Krisis Isu Government Public Relation

100
×

Penanganan Krisis Isu Government Public Relation

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Manajemen Krisis

Oleh: Muhammad Fikry Meivent
Mjnews.id – Government Public Relation mempunyai tiga tahap dalam proses penanganan krisis, yaitu pra-krisis, krisis, pasca-krisis. Menurut bu Hamda, pada pasca prakrisis, seorang humas dapat melakukan dua tahapan yaitu tahap monitoring media dan analisis berita.
Pada tahap monitoring berita, kehumasan memantau serta menilai hal yang berpotensi sebagai krisis di masa mendatang. Media yang dilakukan pengamatan pun beragam, mulai dari berita pada media sosial maupun media massa seperti koran dan televisi. Terdapat divisi khusus yang memantau secara daily yang mana berfokus kepada pemberitaan terhadap instansi terkait.
Selanjutnya terdapat analisis berita dimana setelah mendapatkan berita yang berpotensi terjadi krisis tersebut, melanjutkan kepada analisis berita tersebut. Pada tahapan analisis, terdapat beberapa teknis yang dilakukan. Mulai dengan menilai pengaruh dari media yang mengeluarkan media tersebut, hingga isi berita, dengan menyocokkan dengan data yang sebenarnya. Data ini dicocokkan dengan melakukan beberapa metode-metode yang bertujuan mencocokkan data berita tersebut dengan data asli terhadap kenyataan instansi terkait. 
Tahap selanjutnya krisis sampai kepada tahap krisis. Dimana pada tahap ini memiliki dua proses pula. Proses yang pertama ialah respon awal, di mana setelah diadakannya pra krisis, hasil serta data yang disiapkan dalam menghadapi krisis, dipublikasikan pada tahap ini.
Proses ini dilakukan dengan tempo yang relatif singkat dengan tujuan agar dapat mencegah masalah berkelanjutan yang mungkin timbul terjadi di masa mendatang. Proses ini dapat seperti melakukan klarifikasi terhadap krisis terkait, serta pengumuman-pengumuman yang dapat mencegah hal tadi. Namun hal yang disampaikan pada proses ini biasanya bersifat umum dan tidak mendetail.
Selanjutnya proses strategi komunikasi krisis, dengan tujuan menyebarluaskan tanggapan pimpinan terhadap krisis melalui berbagai media. Pada tanggapan ini, puhak CSR haruslah menyajikan data-data yang jika krisis dari sebuah isu tersebut terbukti hoax, sehingga isu tersebut dapat dipatahkan. Jika sebuah isu yang menyebabkan krisis tersebut memang terjadi atau dapat dikatakan fakta, maka dapat disertakan permintaan maaf ataupun jika ada menyertakan alasan konkrit atas suatu isu. 
Tahap terakhir yaitu pascakrisis, dimana hal ini terjadi jika tahap krisis tadi sudah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara monitoring media, bertujuan dalam mengevaluasi kegiatan pada tahap krisis tadi, dilakukan pendataan keseluruhan terhadap isu tersebut.
Pada monitoring juga melihat bagaimana perkembangan isu tersebut, apakah sudah bergerak ke arah positif ataupun negatif, jika kembali lagi ke arah negatif, maka tahap kedua yaitu tahap krisis akan diberlakukan kembali.
(***)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT