Parlemen

Fuad Bawazier: Kasus BLBI Bisa Disebut Perampokan pada Negara

232
×

Fuad Bawazier: Kasus BLBI Bisa Disebut Perampokan pada Negara

Sebarkan artikel ini
Pansus Blbi Dpd Ri Rdpu Dengan Fuad Bawazier
Pansus BLBI DPD RI RDPU dengan Fuad Bawazier selaku Mantan Menteri Keuangan di tahun 1998, pada Selasa (20/6/2023). (f/dpd)

Sejalan dengan Anggota pansus lainnya Eva Apita Maya Anggota dari NTB juga menanggapi apa yang disampaikan Fuad Bawazier.

“Sebagaimana tadi yang Bapak sampaikan, yang terlibat dalam kasus BLBI ini adalah orang dengan kekuatan ekonomi besar yang bisa mengalahkan kekuatan hukum dan politik di negara ini, jadi kira-kira bagaimana Langkah untuk menghadapi orang seperti ini?’

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Tamsil Linrung, Anggota Pansus dari Sulawesi Selatan menanggapi tentang paparan Fuad Bawazier mengenai peran IMF dalam penyelesaian krisis tahun 1998.

“Saya melihat tidak ada historical dari IMF ini untuk menangani krisis sebagaimana yang kita alami di tahun 1998 sehingga bisa dikatakan bahwa ada kekuatan yang bermaksud tidak baik bagi Indonesia” kata Tamsil.

Wakil Ketua Pansus BLBI Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim dari Kalimantan Selatan ingin menggali tentang bagaimana kaitan Budi Hartono dalam kasus BLBI ini.

“Kami telah bersurat kepada Budi Hartono untuk bisa mendapat penjelasan terkait dengan BLBI ini, namun menurut Budi Hartono dalam suratnya, dia tidak ada kaitan dengan BLBI karena kasus BLBI terjadi sebelum Budi Hartono membeli BCA, terkait hal ini apakah sebelum 1998 memang tidak ada kaitannya”, tanya Senator Kalsel yang akrab dipanggil Habib ini.

Dalam tanggapannya, Fuad Bawazier menegaskan bahwa semua yang terkait dengan kasus BLBI adalah kasus pidana, sehingga perlu ketegasan dalam penyelesaian kasus ini secara hukum, perlu penegakan dan ketegasan hukum. “Ini sudah masuk dalam kategori kriminal,” tegas Fuad Bawazier.

Menutup RDPU, Ketua pansus Bustami menyampaikan apresiasi pada Fuad bawazier yang telah berkenan menyampaikan informasi terkait dengan BLBI.

(dpd)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT