Kota BukittinggiParlemen

Sidang Paripurna DPRD Bukittinggi “Ricuh”, Walikota Nyaris “Adu Jotos” dengan Anggota Dewan

76
×

Sidang Paripurna DPRD Bukittinggi “Ricuh”, Walikota Nyaris “Adu Jotos” dengan Anggota Dewan

Sebarkan artikel ini
Dedy Fatria
Ekspresi Dedy Fatria setelah menyampaikan pendapat kepada Walikota Erman Safar.

BUKITTINGGI, MJNews.ID – Sidang paripurna DPRD Kota Bukittinggi beragendakan sambutan Walikota tentang Rancangan Kebijakan Umum perubahan APBD (KUPA) dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) perubahan APBD Kota tahun 2021 berlangsung di Kantor DPRD, Rabu 18 Agustus 2021 ricuh, bahkan nyaris saja hampir terjadi “adu jotos” antara Walikota Erman Safar dengan salah seorang anggota DPRD bernama Dedy Fatria.
Sidang paripurna yang telah diagendakan itu sempat diskor beberapa menit dikarenakan adanya interupsi dari sejumlah anggota DPRD. Terjadinya kericuhan yang mewarnai jalannya sidang paripurna DPRD tersebut bermula dari salah seorang anggota DPRD yakni Angga Alfarezi dari Fraksi Gerindra melakukan interupsi kepada pimpinan sidang, Herman Sofyan juga dari partai yang sama, menurut Angga bahwa sidang paripurna tersebut tidak sah.
Sebab sesuai surat DPP Gerindra kepada DPRD Bukittinggi, beberapa waktu lalu, terjadi pergantian ketua DPRD dan ketua Fraksi Gerindra, di mana dalam surat DPP Gerindra jabatan ketua DPRD Herman Sofyan digantikan oleh ketua fraksi Beny Yusrial sedangkan ketua fraksi dipercayakan kepada Angga Alfarezi.
“Maka dari itu, Herman Sofyan tidak layak memimpin sidang paripurna,” kata Angga.
Protes Angga disampaikan di depan Walikota Erman Safar juga sebagai Ketua DPC Gerindra Bukittinggi. Rapat paripurna ini juga dihadiri oleh Forkopimda dan sejumlah SKPD tamu undangan lainnya.
Walikota Erman Safar seusai membacakan sambutan tentang hantaran R (KUPA) dan (PPAS) perubahan APBD masih di atas podium, menyampaikan dan mempertegas pertanyaan dari Angga, namun salah seorang anggota DPRD Dedy Fatria memberikan pendapatnya.
“Lakukanlah konsolidasi partai mereka masing-masing sendainya kesepakatan itu sudah ada, kami di DPRD, BAMUS DPRD, pimpinan DPRD, sekretariat DPRD akan meneruskan kesepakatan yanga telah bapak-bapak sepakati di internal partai bapak masing masing. Oleh sebab itu, tidak elok rasanya jika hal-hal ini, pressure-pressure ini ditumpah luahkan kepada kami di DPRD Kota Bukittinggi,” katanya.
“Kami di DPRD Bukittinggi ini hanya meneruskan administrasi yang bapak-bapak sepakati di Gerindra. Oleh sebab itu, kedepannya kami berharap selesaikanlah dulu secara internal, baru dibawa ke internal DPRD, jangan DPRD dijadikan kambing hitam, menganggap DPRD ini tidak memiliki harga diri atau tidak mau menyelesaikan masalah yang ada ini,” ujar Dedy Fatria.
“Inilah yang kami rasa yang bijaksana agar kedepannya kondisi Pemerintahan Kota Bukittinggi ini dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan,” harapnya.
Baru saja sidang paripurna selesai tepatnya di ruangan tamu kantor DPRD, antara Walikota dengan Dedy Fatria terjadi adu mulut. MJNews berada di samping saat itu, terdengar suara Dedy Fatria, “saya menyampaikan itu demi menjaga wibawa DPRD, selesaikanlah di internal partai bapak baru masalah ini dibawa ke DPRD”.
Erman Safar menjawab begini, “ini sudah saya bicarakan di internal partai sambil mendesak Dedy Fatria ke kursi tamu, terlihat ekspresi walikota sedikit emosi, sepertinya orang mau berantam.
“Ya kalau begitu terserah bapaklah,” ujar Dedy Fatria lalu meninggalkan lokasi sepertinya tidak ingin melayani pertanyaan dari Walikota.
(ril)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT