Sumatera Barat

Minimarket, Gurita si Raja Lokal

308
×

Minimarket, Gurita si Raja Lokal

Sebarkan artikel ini
Swalayan Dan Warung Kelontong Saling Berdekatan
Sebuah swalayan dan warung kelontong saling berdekatan. Keduanya apakah saling membesarkan atau malah saling bunuh. Sesuatu yang mesti segera diatur dengan regulasi yang jelas. (f/ist)

Hedonisme Menjerumuskan Anak

Gurita ritel lokal di Sumatera Barat di satu sisi memberikan angin segar bagi perekonomian Sumatera Barat. Tapi, kalau tak dikelola dengan baik, ia bisa menjadi bencana yang membunuh warung kelontong dan pasar-pasar tradisional. Padahal, denyut nadi perekomian masyarakat Sumbar banyak berasal dari pasar tradisional dan warung-warung kelontong ini.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Hal itu diungkapkan pengamat Ekonomi Syariah IAIN Imam Bonjol Padang, Huryatul Akmal. Menurut Huryatul, ritel pada dasarnya memberikan atmosfer bisnis yang baik bagi ekonomi daerah. Namun, butuh regulasi yang bagus agar tidak mematikan pasar tradisional dan toko-toko kelontong kecil. Pada dasarnya ritel bisa dikolaborasikan dengan potensi ekonomi lokal. Dengan cara menggnakan skema koperasi.

“Kalau masyarakat mau dan punya kesamaan visi, membangun ekonomi lokal, harusnya ritel-ritel modern bisa dikembangkan dalam skema bisnis koperasi,” kata Huryatul.

Caranya, kata dia, masyarakat bersama-sama memodali ritel, belanja di sana dan keuntungan kembali ke mereka. Tapi sayang sekali modal sosial untuk membentuk koperasi itu langka saat ini.

Koperasi merupakan kumpulkan orang, basisnya modal sosial kesamaan visi masyarakat dalam memandang kebutuhan ekonomi mereka. Sedangkan pemerintah hanya regulator.

“Kalau koperasi dibuatkan pemerintah tapi masyarakat tidak merasa membutuhkan, maka yang terjadi koperasi hanya jadi sapi perah. Tempat mencari sumbangan saja, hidup pas ada duit. Saat duit habis koperasi mati suri,” jelas Huryatul.

Koperasi tidak akan tumbuh di tengah masyarakat yang individualis. Apalagi sekarang ini masyarakat maunya mengurus sendiri-sendiri. Mau yang instan, pengen kaya sendiri yang lain biarkan saja hidup miskin.

Ini bisa dilihat dari kondisi sebagian UMKM yang ada di daerah. Tak tumbuh seperti diharapkan. Namun bagi yang punya modal kuat bisa sejahtera.

Saat ini yang diperlukan UKM dalam mengembangkan diri, menggunakan pola kolektif antar sesama. UKM perlu tempat memasarkan produk. Ritel adalah salah satu solusinya.

“Maka kalau pelaku UMKM bisa memasarkan produk bersama, ada niat maju bersama. Pasti bisa,” pungkasnya.

(*/yuke)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT