Jakarta, Mjnews.id – Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, menyelenggarakan Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional dengan mengusung tema ‘Optimisme Pembangunan Perkebunan 2023: Akselerasi Pencapaian Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)’, Senin (27/2/2023) di Pullman Hotel Jakarta Central Park, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Kegiatan tersebut dirangkai dengan pemberian penghargaan, kepada Kepala Daerah berprestasi atas capaian program PSR.
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dikembangkan oleh petani di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melalui pembinaan Dinas Perkebunan dengan sistem tumpang sari mendapat penghargaan dari Kementerian Pertanian.
Dalam Rakor dijelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (angka sementara), nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2022 adalah sebesar 640,56 triliun rupiah. Sub sektor perkebunan terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 622,37 triliun rupiah atau (97,16%). Ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada tahun 2022 paling besar disumbang komoditas kelapa sawit dengan nilai 468,64 trilyun rupiah atau (75,30%).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kontribusi kelapa sawit ditopang luas areal tutupan kelapa sawit nasional yang telah mencapai 16,38 juta hektar, dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan milik perkebunan sawit rakyat.
“Produktivitas yang rendah serta penggunaan agroinput yang belum maksimal menjadi tantangan utama petani kebun sawit Indonesia. Selain itu, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3-4 ton per hektar setara CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak lakukan suatu langkah komprehensif,” ucapnya.
Ia menambahkan, bahwa pemerintah akan melakukan upaya perbaikan dari sektor hulu perkebunan kelapa sawit rakyat dengan cara penggantian tanaman tua atau tidak produktif melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Dari luas areal sawit rakyat tersebut, setidaknya terdapat 2,8 juta hektar yang potensial untuk diremajakan.
Sementara Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto pada kesempatan itu mengucapkan rasa syukur atas penghargaan yang ia terima sebagai kabupaten dengan inovasi tumpang sari kelapa sawit dalam mendukung PSR tingkat kabupaten di seluruh Indonesia yang diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa mewakili Masyarakat Tani Sawit Pasbar dalam menerima penghargaan sebagai kabupaten dengan inovasi tumpang sari kelapa sawit dalam mendukung PSR tingkat kabupaten di seluruh Indonesia. Penghargaan ini merupakan cerminan dari komitmen dan inovasi masyarakat Pasbar dalam mendorong budaya dan optimalisasi lahan peremajaan melalui tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi,” tangkas Risnawanto.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Pasbar Roni Hendri Eka Putra menyampaikan bahwa sistem tumpang sari ini sudah dimulai sejak tahun 2018. Sampai saat ini sudah tertanam lebih kurang 2.099 hektare dan sebagian sudah berbuah pasir.
Ia menyatakan, untuk tahun ini akan diajukan kembali dengan target 1000 hektare.
“Untuk tumpang sari peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan menanami jagung dan padi ini, menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat. Dalam hal ini Kementan sangat mengapresiasi sekali khususnya untuk Kabupaten Pasaman Barat, yang merupakan satu-satunya kabupaten di Indonesia yang menerapkan tumpang sari tersebut,” ungkap Roni Hendri Eka Putra.
(wal)