PADANG, Mjnews.id – Reformasi Pendidikan yang dilakukan Kemendikbud membuat pendidikan itu lebih maju di Indonesia, khususnya Sumatra Barat. Namun, guru-guru sekarang lebih mementingkan mengejar kurikulum dari pada kualitas pendidikan anak-anak.
Hal itu disampaikan Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Putra Asga Elevri, M.Si., saat temu ramah dengan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, Selasa (28/2/2023), di ruang kerja ketua DPRD.
Ketua DPRD didampingi Sekwan DPRD Sumbar, Raflis dan Kasubag Humas Dahrul Idris.
Ini sebenarnya bukan salah guru, salah kita semua, ada proses bergerak ke arah itu, kurikulum yang komplek, kemudian materi yang banyak belum tentu dibutuhkan anak-anak. Itu menyebabkan guru berpacu mengejar kurikulum.
Putra Asga menjelaskan lebih jauh, menyadari kesalahan itu, kementerian membuat terobosan-terobosan dan Kurikulum Merdeka, 25 persen materi kurikulum yang lama, itu dipangkas agar memberi ruang bagi guru-guru untuk membuat projek ilmu berkolaborasi, bagaimana membangun komunikasi dalam satu tim projek yang dipahami sekolah punya khas kekhususan di daerahnya.
“Dalam membangun bisniskah dan itu lebih real dan terwujud dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” tandas Putra Asga.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, ini sudah menjadi tren dan sudah biasa saja terjadi di Guru-guru di Sumatra Barat, lebih mementingkan mengejar Kurikulum dari pada kualitas pendidikan anak-anak.
“Tentunya hal seperti ini wajib dihilangkan,” ujar Supardi.
(putra)