MJNEWS.ID – Guna meriahkan Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Padang Panjang adakan kelas isyarat bagi keluarga disabilitas.
Sekretaris DPC PPDI, Muhamad Ilham, Selasa (26/9/2023) menyebutkan, kegiatan yang diadakan Minggu (24/9/2023) lalu itu bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa isyarat dalam realisasi penuh hak asasi manusia bagi penyandang disabilitas rungu atau tuli.
“Alhamdulillah kegiatan yang diadakan di sekretariat kami itu, berjalan lancar. Diikuti pengurus PPDI, relawan peduli disabilitas, orang tua dan keluarga disabilitas. Mereka juga antusias belajar mengenal huruf, kosakata, warna, panggilan menggunakan Bisindo (bahasa isyarat Indonesia) menggunakan dua tangan,” sebut Ilham.
Ditambahkannya, kegiatan kelas isyarat tersebut juga didampingi Ayu Ramadhani, S.Pd serta bersama sahabat disabilitas tuli yang sudah lancar komunikasi isyarat.
Ilham mengungkapkan, bahasa isyarat adalah bahasa alami yang lengkap, yang secara struktural berbeda dari bahasa lisan. Ada juga bahasa isyarat internasional, yang digunakan penyandang disabilitas rungu dalam pertemuan internasional secara informal saat bepergian dan bersosialisasi.
“Ini dianggap sebagai bentuk bahasa isyarat yang tidak serumit bahasa isyarat alami dan memiliki leksikon terbatas. Harapannya semoga ada pihak lain ikut berkontribusi dan berpartisipasi kegiatan ini karena pentingnya pelayanan bagi sahabat disabilitas tuli/rungu (keterbatasan pendengaran dan bicara),” harapnya.
Dikatakannya, Hari Bahasa Isyarat Internasional 2023 mengusung tema “A World Where Deaf People Everywhere Can Sign Anywhere!” atau “Dunia di Mana Penyandang Tunarungu di Mana Saja dapat Mendaftar di Mana Saja”
“Semoga konvensi hak-hak penyandang disabilitas mengakui dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat. Hal ini memperjelas bahwa bahasa isyarat memiliki status yang sama dengan bahasa lisan dan mewajibkan negara-negara untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa isyarat dan mempromosikan identitas linguistik komunitas rungu,” tuturnya.
Ia mengajak untuk sama-sama mendukung kegiatan sosial bagi sahabat disabilitas agar bisa mandiri.
(rk/arb)