Ide Usaha dengan Brand Nashir; Obat Wasir
Setelah gagal dari jualan baju offline, pebisnis tersebut coba pasar online dengan jual baju yang tersisa. “Sedikit demi sedikit alhamdulillah,” kata Indra Prawita Alam.
Indra Prawita Alam mengaku bahwa selain istri dan keluarga kecil yang menolongnya, doa orangtua adalah obat mujarab yang membawanya sampai ke titik saat ini meski perjalanan usahanya tidak semudah kata motivator.
ADVERTISEMENT
“Pernah suatu ketika saya ijin istri di Wonosobo abis gadain mas kawin dan SK dia, pergi ke Jogja sama ibu. Alhamdulillah baju jualan offline tadi ludes semua di sana habis dibeli orang,” ungkapnya.
Setelah jualan baju offline habis, ia mencoba buat jadi reseller obat herbal yang mengobati wasir. “Benar kata orang bahwa doa orangtua nembus langit, yakinin orangtua terkait apa yg diyakini.”
“Kan dari reseller itu ya Alhamdulillah terus saya berfikir buat punya produk sendiri setelah lunasi hutang hasil jualan hingga mampu berangkatkan orangtua buat umroh,” jelasnya lagi.
Tips Jualan Agar Omset Ratusan hingga Miliaran Juta
Intinya begini, ketika hutang ratusan jutanya lunas dalam setahun hasil jualan re-seller obat herbal tadi. Ia pun, berangkatkan orangtua Umroh tapi malah sang ibu sakit dan kena wasir saat itu.
Maka diberinya lah obat tersebut ke sang Ibu, “bahkan beliau masih konsumsi terus dan makin sehat dan inilah yang mendorong saya untuk buat brand sendiri dari produk tersebut dengan nama Nashir.
“PT Nashir (Niaga Wasilah Alkhoir) artinya Penolong; Produk Herbal Digital Marketing di Wonosobo dengan filosofi harapan jika oranglain sakit bisa jadi penolong. Semua butuh perjuangan memang,” ungkapnya.
Karena memang sudah pernah menekuni jualan online, ia kembali mempraktikkan hal tersebut ke brand Nashir miliknya dengan memanfaatkan Facebook Ads dan buat website hingga SEO agar bisa naik dalam waktu 3 bulan.
“Saya sekarang udah gak ceroboh lagi ketika pertama kali buka usaha yang offline itu, belajar ngatur tim manajemen dan branding serta manfaatkan sosmed
“Kantor saya sekarang juga jadi tempat ngopi dengan total 150 karyawan bersama beberapa manajer dalam pengelolaan SDM hingga jadi coorporate besar,” tutup penjelasannya.
Baca laman selanjutnya>>>
