Mjnews.id – Nilai Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Sosial (Kemensos) mengalami kenaikan di tahun 2022. Kenaikan tersebut tidak lepas dari peningkatan kinerja seluruh jajaran Kemensos.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas memuji capaian kinerja Kemensos. Menurut dia, capaian tersebut tidak lepas dari bangkitnya transformasi sebagai hasil kepemimpinan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Tak lupa, Anas mengucapkan selamat atas kemajuan Kemensos. Sebelumnya, Kemensos mendapatkan nilai RB sebesar 77,10 dimana angka ini naik dari 1,57 poin dari nilai tahun 2021.
“Kami ucapkan selamat karena nilai RB-nya sudah mulai naik. Selamat Bu Risma atas kinerjanya. Mudah-mudahan ke depan akan terus bekerja untuk rakyat,” kata Menpan-RB Anas usai bertemu Mensos di Kantor KemenPAN RB, Jakarta, Rabu 6 Juli 2023.
Selain kenaikan nilai RB, pertemuan dua menteri juga membahas pengentasan kemiskinan yang merupakan program prioritas di Kemensos. Kepada MenPAN, Mensos menyampaikan tantangan yang dihadapi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di Kemensos dalam menjangkau pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial di daerah pelosok.
“Bu Risma tadi menyampaikan segala keterbatasan teman-teman yang menangani di balai-balai (Sentra), SDMnya akan segera kita urus bersama. Kebutuhan SDM nya perlu afirmasi, penempatan orang yang tepat di lapangan karena penanganan Kementerian Sosial ini butuh bekerja dengan sangat berani,” ujar Menteri Anas.
Senada dengan Menteri Anas, Mensos menerangkan bahwa masalah sosial semakin besar dan kompleks mengikuti pertambahan penduduk. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan juga menjadi tantangan bagi SDM dalam bekerja.
“Kondisi geografis di Indonesia yang merupakan negara kepulauan pasti berbeda dengan negara yang berupa daratan sehingga karena itu kita butuh solusi untuk percepatan (penanganan kemiskinan) terutama menangani permasalahan sosial yang ada di pelosok-pelosok,” kata Mensos Risma.
Menurut Mensos, SDM di Kemensos, terutama yang bertugas di 31 sentra yang tersebar di daerah, berjibaku dengan resiko tinggi saat menjangkau masyarakat di 3T (terluar, terdepan, tertinggal). SDM di Sentra kerap menempuh perjalanan jauh dan berbahaya ketika melakukan respon kasus atau respon kejadian bencana.
Oleh karena itu, Mensos mengatakan atensi bagi SDM harus diperhatikan agar mereka dapat bekerja profesional.
“Terutama yang bekerja di pelosok-pelosok dan juga yang mempunyai risiko tinggi dan berpisah dengan keluarga. Mereka seharusnya bisa mendapatkan atensi lebih untuk operasional sehingga mereka bisa bekerja lebih semangat,” kata Mensos.