Mjnews.id – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani memimpin penjemputan dan pengantaran terhadap 101 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Uni Emirat Arab (UEA), Senin (13/11/2023).
Dalam kesempatan itu, Benny menunjukkan perhatiannya terhadap seluruh para PMI. Terutama terhadap anak-anak PMI yang sakit, yang juga ikut dijemput dan diantar ke kampung halaman masing-masing.
Setidaknya lima anak PMI sakit dan dirawat di klinik yang ada di kantor BP2MI. Wakil Ketua Umum Partai Hanura itu pun memerintahkan jajarannya mengantarkan mereka secara khusus, menggunakan mobil pejabat BP2MI.
“Lima (Mobil Toyota) Fortuner segera siapin buat anter mereka yang sakit,” ujar Benny kepada jajarannya saat menjenguk putra-putri para PMI.
Menurut Benny, anak-anak PMI yang sakit sedang dalam perawatan dokter BP2MI. Beberapa dari anak tersebut menderita panas maupun demam, lalu ada juga yang diinfus sesuai permintaan orang tuanya.
“Insya Allah kembali sehat, kembali pulih,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Benny juga sempat berbincang para PMI, maupun anak mereka.
“Kamu bisa bahasa Indonesia?” tanya Benny kepada salah seorang anak yang didampingi ibunya.
Benny juga sempat dicium pipinya oleh sang anak tersebut, serta berfoto dengan beberapa di antaranya.
Adapun dari total 101 PMI, mereka di antaranya berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Maluku, NTB, Sulawesi dan Banten. Dari Jawa Barat sendiri, ada 37 PMI dengan 45 anak yang mereka bawa dari UEA.
Terkait status hukum anak yang dibawa para PMI dari luar negeri, Benny meyakini hal itu akan diselesaikan oleh pemerintah daerah (pemda).
Menurut mantan anggota DPD RI itu, hal yang terpenting bagi dirinya adalah saat ini bagaimana para PMI dan anaknya bisa kembali ke kampung halaman masing-masing. Sebab, di luar negeri status mereka ilegal, sehingga mau tidak mau mereka harus dipulangkan ke Tanah Air setelah sebelumnya berada di shelter UEA.
“Yang penting kita kembalikan dulu mereka ke daerah masing-masing, pemda pasti akan bertanggung jawab, apa yang dilakukan, misalnya reintegrasi dan rehabilitasi sosial itu harus dilakukan,” papar Benny.
“Kemudian masa depan anak-anaknya bagaimana? Kemudian memastikan identitas mereka, status hukum identitas anak-anak ini bagaimana. Nah itu pasti menjadi tanggung jawab pemerintah daerah nanti kerja sama dengan pemerintah pusat,” sambungnya.
BP2MI telah menyiapkan tiket penerbangan bagi PMI yang harus pulang ke kampung halaman di luar Pulau Jawa. Sebelum dipulangkan, mereka akan bermalam sejenak di shelter milik BP2MI.
“Untuk yang 21 dari sini akan ke shelter pokoknya di sana aman lah, makan, minum dan kami yang akan menyiapkan tiket keberangkatan nanti ke beberapa daerah,” tutur Benny.
“Untuk yang 21 orang ya, besok dipastikan sudah terbang, jadi hanya satu malam saja (di shelter),” imbuhnya.
(rel)