Kabupaten AgamSumatera Barat

Perbaikan Lahan Kantor Walinagari Nan Limo Palupuh dengan Alat Berat Butuh Kajian Teknis

233
×

Perbaikan Lahan Kantor Walinagari Nan Limo Palupuh dengan Alat Berat Butuh Kajian Teknis

Sebarkan artikel ini
Perbaikan Lahan Kantor Walinagari Nan Limo Palupuh Dengan Alat Berat
Perbaikan Lahan Kantor Walinagari Nan Limo, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dengan Alat Berat. f/diskominfo)

Mjnews.id – Perbaikan lahan untuk rencana pembangunan Kantor Walinagari Nan Limo, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam dengan menggunakan alat berat membutuhkan kajian teknis yang komprehensif.

Pasalnya, material berupa pasir yang ada di lokasi tersebut apabila tergerus air hujan akan dapat berdampak buruk bagi areal persawahan masyarakat yang berada di bawahnya.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Hal demikian disampaikan Sekretaris Camat Palupuh, Siwa Usman saat menjawab keresahan masyarakat ihwal penggunaan alat berat untuk perbaikan rencana lokasi lahan kantor walinagari setempat, Rabu (27/9/2023), dikutip dari siaran pers Diskominfo Agam.

Siwa yang juga mantan Pj Walinagari Nan Limo, tak memungkiri bahwa setelah peresmian Nagari Nan Limo menjadi Nagari definitif pada tanggal 22 Desember 2022 lalu, masyarakat setempat sempat menyampaikan aspirasi secara lisan soal permohonan alat berat kepada Bupati Agam.

“Pada saat itu, saya turut mendampingi bupati juga ada beberapa kepala OPD. Jadi masyarakat meminta bantuan alat berat, kata bupati tidak ada masalah, akan dibantu,” ujar Siwa.

Beberapa hari setelah itu, lanjutnya, kami selaku Penjabat Walinagari Nan Limo mengkroscek lagi ke lokasi yang akan menjadi lahan rencana pembangunan kantor walinagari persisnya di Jorong Tunggua Banio Bateh Rimbang.

“Dari hasil cek lapangan tersebut di lokasi ditemukan lobang aliran air yang cukup dalam yang belum diketahui kemana muaranya, sehingga perlu dilakukan kroscek lebih lanjut. Dengan kata lain, perlu dilakukan kajian secara teknis,” ujar Siwa.

Selain itu, ungkapnya, persis di lokasi yang sama pernah dilakukan pembersihan lahan menggunaan alat berat, dimana material sisa pembersihan berupa pasir, justru terbawa air dan berdampak pada sawah masyarakat Jorong Sungai Baluka yang berada persis di bawahnya.

“Dari informasi yang saya terima, dampak ini sudah pernah dikomplain oleh masyarakat Jorong Baluka,” ungkap Siwa.

“Menyikapi informasi yang kami terima tersebut, kita perlu hati-hati dan kita sangat berharap agar permasalahan yang sama tidak terulang lagi. Salah satunya dengan melakukan kajian teknis terlebih dahulu dengan melibatkan dan meminta bantuan kepada tim ahli,” sambungnya melanjutkan.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT