Mjnews.id – Huawei menginspirasi sektor pendidikan agar memperbarui infrastrukturnya dengan meluncurkan “AirEngine Wi-Fi 7” yang berstandar perusahaan.
Solusi standar Wi-Fi generasi terbaru ini menawarkan jaringan nirkabel yang lebih lancar dan reliabel.
Solusi ini dapat dipakai dalam skenario penggunaan yang berdensitas tinggi, bandwidth tinggi, serta berlatensi rendah, seperti mengakses metaverse dan memanfaatkan Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR) untuk pendidikan.
“Tren di industri pendidikan kini berkembang dari digitalisasi menuju infrastruktur pintar,” ujar Sheldon Wang, Vice President, Enterprise Business Group, Huawei Technologies (Thailand) Co., Ltd, Senin 5 Februari 2024.
Di ajang 57th Asia-Pacific Advanced Network (APAN57), Dia mempresentasikan dedikasi kuat Huawei untuk mengintegrasikan unsur TIK dengan baik, seperti konektivitas, komputasi awan, big data, dan kecerdasan buatan pada seluruh spektrum pendidikan.
Komitmen tersebut ingin meningkatkan inovasi dalam kegiatan mengajar, penelitian ilmiah, manajemen, dan layanan.
Kegiatan belajar-mengajar telah beralih dari memakai papan tulis biasa hingga perangkat multimedia, beralih dari metode belajar di sebuah lokasi tetap hingga metode belajar kapan saja, di mana saja, serta dari metode mengajar satu arah hingga metode belajar yang memprioritaskan peserta didik.
Penelitian ilmiah juga harus menyelesaikan pekerjaan komputasi dan analisis kompleks sekaligus lebih mengandalkan teknologi seperti high-performance computing (HPC), high-performance data analytics (HPDA), big data, dan kecerdasan buatan.
Seluruh teknologi ini membutuhkan bandwidth besar dan solusi Wi-Fi yang stabil.
Dengan tema “Leading Infrastructure to Accelerate Education Intelligence”, Huawei memamerkan teknologi dan inovasi untuk sektor pendidikan, berfokus pada pemutakhiran infrastruktur guna mempercepat transformasi teknologi untuk pendidikan generasi baru.
Dengan mengandalkan teknologi seperti jaringan optik dan Wi-Fi 7, Huawei mengintegrasikan jaringan kabel, nirkabel, perkantoran, dan IoT untuk menghubungkan jaringan kampus, jaringan pendidikan dan riset, serta Internet.
Integrasi ini menciptakan satu jaringan yang aman, stabil, dan pintar, serta menambah kapabilitas bearing dari sistem layanan dan pengalaman pengguna.
Huawei siap menerapkan keahlian industri global untuk mendukung perkembangan infrastruktur TIK, unsur utama dalam transformasi digital di sektor pendidikan.
Selain itu, Huawei juga menawarkan solusi penting seperti “Intelligent Education” guna mempercepat transformasi digital yang berfokus pada riset dan berorientasi pada teknologi.
Sebuah forum spesial, “Thailand Medical Research HPDA Infrastructure Innovation Panel”, diadakan Huawei di ajang APAN57.
Lewat forum ini, Huawei mengundang para pakar dari universitas kedokteran terkemuka, termasuk Khon Kaen University (KKU), Siriraj Hospital, National Biobank of Thailand, dan King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang, untuk bertukar gagasan dan berdiskusi tentang arah kesiapan yang mendukung perkembangan penelitian ilmiah dan kedokteran.
Diskusi ini dipandu oleh Prayuth TungsaNgob, Chief Technology Officer, Enterprise Business, Huawei Thailand. Solusi Scientific Research HPDA dari Huawei mengadopsi desain ultra-high-density, baik dari sisi kapasitas dan performa.
Tujuannya, menghemat ruang penyimpanan peralatan secara signifikan sehingga Total Cost of Ownership (TCO) menjadi lebih rendah.
Huawei AirEngine Wi-Fi 7 memiliki bandwidth besar dan mendukung e-classroom yang memakai video dan audio HD untuk kegiatan belajar.
Selain interaksi realistis, Wi-Fi 7 juga menjadi basis yang baik untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar generasi baru, seperti HPDA dan Converged Campus Network yang menawarkan komputasi mutakhir dan fitur hemat energi sekaligus ramah lingkungan.
Huawei akan mempromosikan industri secara holistis dalam naungan Digital Talent Ecosystem, serta akan terus bekerja sama dengan pengambil kebijakan dan mitra untuk membina 50.000 SDM di Thailand pada 2027.
(*)