BeritaTanah Datar

Dinilai Kurang Profesional, Penanganan Jembatan Kelok Lubuak Hantu Bikin Banjir Makin Parah

610
×

Dinilai Kurang Profesional, Penanganan Jembatan Kelok Lubuak Hantu Bikin Banjir Makin Parah

Sebarkan artikel ini
Kondisi Jalan Depan Rumah Dt. Tungga Nan Kuniang, Terban Pasca Banjir Bah Dua Hari Lalu
Kondisi jalan depan rumah Dt. Tungga Nan Kuniang, terban pasca banjir bah dua hari lalu. (f/maison)

Mjnews.id – Banjir bandang terjadi lima hari Lebaran di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat kedua daerah tersebut.

Efek banjir juga melanda Koto Tuo, Panyalaian di penghujung Ramadan. Duka itu masih dirasakan sampai sekarang oleh Efrizon Dt. Tungga Nan Kuniang, mantan Walinagari Panyalaian. Yang mana, sehari jelang Idul Fitri, rumahnya diterjang air bah yang datang dari Nagari Aie Angek. Dimana, dua hari sebelumnya air bah melanda nagari itu. Persisnya di bawah jembatan kelok Lubuak Hantu.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Parahnya, ujar Efrizon, Dt. Tungga Nan Kuniang, Pemerintah Kabupaten Tanah dalam menanggulangi banjir bah ini tidak bekerja sesuai harapan. Penyebab banjir melanda Nagari Aia Angek dan Koto Tuo beberapa hari belakangan dikarenakan tersumbatnya saluran utama air di bawah jembatan Kelok Lubuak Hantu.

Sebenarnya, persoalan penanggulangannya tidak serumit yang kita lihat. Jalan keluarnya, Tunggua Batuang penyebab macetnya saluran air seharusnya itu yang harus dikeluarkan.

“Bukan menyedot banda dan membuang airnya ke jalan atau ke saluran di pingir jalan,” ujar Efrizon.

Jika begini cara kerja petugas yang diberi wewenang oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Kita yakin duit negara habis banjir akan selalu menghantui. Mirisnya, air bah yang datang dari atas mengikis semua badan jalan. Tembok sepanjang 30 meter yang membentang di depan rumah, kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Yang mana, tanah sandaran tembok berdiri sudah amblas terkikis derasnya air bah.

Kita khawatir, bila intensitas hujan tinggi tembok tersebut bisa longsor dan menambah persoalan baru. Artinya, fokus Penerintah Kabupaten Tanah Datar harus penuh dalam menanggulangi masalah ini. Bila tidak, banjir bah akan selalu datang.

“Pasalnya, saluran pembuangan air pinggir jalan tidak bisa diharapkan karena sudah dangkal dan penuh dengan pasir,” ujar Efrizon dengan getir.

Banjir bah melanda beberapa unit rumah kelurganya, bukti tidak seriusnya pemerintah daerah dalam mencegah meluasnya musibah. Sudah puluhan tahun tinggal di sini, baru kali ini kita mengalami musibah air bah. Padahal, selama ini, betapa pun derasnya hujan turun tidak menimbulkan banjir seperti sekarang ini.

Untuk itu, kita minta pada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar di bawah kepemimpinan Eka Putra, untuk serius dalam hal banjir melanda jorong ini. Nyaris satu minggu berlalu yang banjir masih tetap ada.

“Petugas yang ditempatkan bekerja di Kelok Lubuak Hàntu ngapain aja? Bila hujan deras turun, kita selalu cemas lantaran derasnya aliran air dari atas mengalir ke depan rumah,” terang Efrizon.

Sementara itu, Eri Efendi Dt. Sinaro Gamuak, yang merasakan dampak langsung musibah ini, di mana tempat usaha dan rumahnya persis di depan air bah Jembatan Kelok Lubuak Hantu tersebut. Bagaimana mau berusaha? Pelanggan kita umumnya orang mampir dan truk parkir untuk istirahat dari perjalanan panjangnya.

“Parahnya, kondisi ini diperburuk oleh para pekerja yang tidak punya solusi dalam menangani macet dan saluran air di bawah jembatan kelok Lubuak Hantu tersebut,” ujar Eri Efendi.

(Son)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT