BeritaSolok Selatan

Solok Selatan Butuh Manajemen Penanggulangan Bencana yang Matang

679
×

Solok Selatan Butuh Manajemen Penanggulangan Bencana yang Matang

Sebarkan artikel ini
Pelatihan calon Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan
Pelatihan calon Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan. (f/susriati)

Mjnews.id – Kabupaten Solok Selatan termasuk salah satu daerah rawan bencana di Provinsi Sumatera Barat, maka untuk mengatasi dan mengantisipasi bencana diperlukan manajemen bencana.

Hal ini diungkapkan Syamsurizaldi saat memberikan arahan sekaligus motivasi kepada calon Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan, Sabtu (16/11/2024), di lokasi objek wisata Hot Water Boom Sapan Maluluang, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo.

“Penerapan kebijakan dan strategi pengurangan risiko saat bencana guna mencegah risiko bencana baru, serta mengurangi risiko bencana, mengelola risiko sisa, yang berkontribusi pada penguatan ketahanan dan pengurangan kerugian akibat bencana,” katanya.

Sangat diperlukan kolaborasi semua elemen masyarakat di Kabupaten berjulukan Bumi Sarantau Sasurambi ini, seperti kolaborasi saat sekarang yang sedang kita lakukan, menurut Syamsurizaldi, yaitu kolaborasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Solok Selatan.

Di Solok Selatan ini bencana alam yang paling sering terjadi ialah bencana Banjir dari 290 peristiwa bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024 ini. “Bencana banjirlah yang sering terjadi,” ujarnya.

“Karena Solok Selatan itu banyak terdapat Sungai besar dan anak-anak sungai kecil jika terjadi curah hujan yang tinggi maka secara tidak langsung luapan beberapa sungai akan cepat terjadi,” pungkasnya.

Di sisi lain, Kepala BPBD Solok Selatan, Novi Hendrix, selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan memaparkan tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten Solok Selatan kembali mempertegas tinggi banjir dan banjir bandang yang sering terjadi.

Dijelaskan lebih lanjut, tingkat risiko bencana Kabupaten Solok Selatan RPB 2025-2029, diantaranya Banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gempa bumi, Karhutla, kekeringan, letusan gunung berapi, Likuefaksi, tanah longsor, semua bencana ini tergolong kelas tinggi.

“Peran serta kita semua diperlukan untuk membantu para korban bencana alam tersebut yang terjadi atau datang secara tiba-tiba, maka kami sangat bersyukur sekali dengan adanya saudara-saudari sekarang sudah membulatkan tekad untuk bergabung menjadi relawan KSR PMI Solok Selatan ini,” tutup Novi Hendrix.

(sus)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT