AGAM, MJNews.ID – Sedikitnya seluas 227 hektare sawah masyarakat terdampak serangan hama wereng di Kabupaten Agam sejak Januari-Juni 2021.
Kepala Dinas Pertanian Agam, Arief Restu, Selasa 17 Agustus 2021, menjelaskan, berdasarkan laporan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), jumlah itu tersebar di beberapa kecamatan di Agam.
”Serangan hama wereng ini terjadi di Kecamatan Tanjung Mutiara seluas 27 hektare, Ampek Nagari 50 hektare dan terluas di Kecamatan Lubuk Basung 150 hektare,” katanya.
Meski belum sampai ke taraf puso atau gagal panen, namun berdampak pada penurunan produksi padi di Kabupaten Agam.
Guna mengantisipasi hal ini, Dinas Pertanian Agam bekerjasama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, untuk melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) di beberapa lahan sawah milik Kelompok Tani Sawah Laweh Nagari Lubuk Basung, dan Kelompok Tani Sri Antokan Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung.
“Luas serangan hama wereng di dua kelompok itu mencapai 2,25 ha, dengan luas areal terancam dan kemungkinan terserang seluas 26 hektare,” katanya.
Pengendalian OPT melalui Gerdal memang tidak bisa total, sehingga perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Kemudian diimbangi dengan pengedalian dan pencegahan secara alami, dengan menanam tanaman refugia di sekitar areal persawahan sebagai rumah musuh alami hama wereng.
Di samping itu, untuk memutus mata rantai penyebaran hama wereng, selain terus melakukan penyuluhan tentang pemahaman bahaya serangan hama, ia juga mengimbau petani untuk mengganti varietas tanaman padi dengan bibit unggul yang tahan dari serangan hama tersebut.
“Mengganti varietas yang tahan serangan hama wereng cara paling tepat untuk dilakukan, agar tidak kembali diserang OPT,” katanya.
Jika tidak, maka setiap tahun padi petani akan terus terancam serangan hama wereng.
Pihaknya telah menyampaikan ke seluruh jajaran petugas agar lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan, waspada dan gerak cepat melakukan tindakan pengendalian OPT sesegera mungkin.
“Upaya tersebut dilakukan agar kejadian serangan OPT seperti wereng coklat ini, tidak meluas dan mengganggu produksi padi kita,” katanya.
(emg)
