Kabupaten SijunjungInfrastrukturSumatera Barat

Lama Menunggu, Jembatan Padang Rumbio di Tanjung Gadang Diresmikan Bupati Sijunjung

230
×

Lama Menunggu, Jembatan Padang Rumbio di Tanjung Gadang Diresmikan Bupati Sijunjung

Sebarkan artikel ini
Bupati Sijunjung Resmikan Jembatan Padang Rumbio Di Tanjung Gadang
Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir resmikan Jembatan Padang Rumbio di Tanjung Gadang. (f/dicko)

Mjnews.id – Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir meresmikan Jembatan Padang Rumbio di Nagari Tanjung Gadang, Kecamatan Tanjung Gadang, Sijunjung, Jumat (15/12/2023).

Jembatan Padang Rumbio telah lama ditunggu masyarakat Tanjung Gadang, pembuatan jembatan telah diajukan sejak lama.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

“Alhamdulillah jembatan yang kita nantikan sudah dibangun dan diresmikan pada periode Bupati muda Sijunjung yakni pak Benny Dwifa Yuswir,” ucap Prima Randu, Wali Nagari Tanjung Gadang.

Ia juga berterima kasih pada seluruh elemen yang mendukung mulai dari niniak mamak dan bundo kanduang Nagari Tanjung Gadang.

“Kami berterima kasih kepada pak bupati Sijunjung telah meanggarkan dana untuk segara menyelesaikan jembatan ini serta niniak mamak 5 kaum yang telah menghibahkan tanahnya untuk kepentingan kita bersama,” ucapnya.

Sementara Bupati Benny Dwifa berharap jembatan ini dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat khususnya dalam peningkatan ekonomi.

Jembatan ini bisa mempersingkat jarak masyarakat untuk pergi ke ladang atau bekerja lainnya tak perlu menempuh jalan memutar yang cukup jauh.

“Jembatan ini dibangun secara 2 tahap, tahap pertama pada tahun 2022 untuk pondasi dan tahun 2023 pembangun berlanjut hingga selesai dan bisa kita nikmati bersama,” ujarnya.

Benny juga berpesan rawat dan jaga jembatan yang telah kita resmikan secara bersama.

Jembatan ini sangat penting dan berguna bagi masyarakat karna menghubungkan Jorong Koto Rana ke Jorong Sungai Napar.

Kemudian, Ayu salah seorang warga Nagari Tanjung Gadang saat diwawancarai, mengakui sebelum jembatan ini dibangun, masyarakat Koto Rana ke Sungai Napar melalui jalan memutar yang jauh.

“Dulu kami menggunakan beberapa potongan bambu untuk dijadikan jembatan, terkadang arus air yang deras merusak jembatan bambu itu hingga harus menempuh jalan lain tetapi memakan waktu yang lama,” tukasnya.

(Dicko)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT