Sumatera Barat

Penangkar Benih Padi di Sumbar Perlu Diberi Insentif

304
×

Penangkar Benih Padi di Sumbar Perlu Diberi Insentif

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Dinas Pertahorhutbun Sumbar, Ferdinal Asmin
Sekretaris Dinas Pertahorhutbun Sumbar, Ferdinal Asmin. (f/obral)

Mjnews.id – Harga jenis bibit benih komoditi padi mengikuti tarif beras di pasaran. Pengadaan benih padi tahun 2023 mencapai 600 ton untuk areal 25 ribu hektare sawah penduduk di Sumbar.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura (Pertahorhutbun) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Febrina Tri Sula Putri, melalui Sekretaris Dinas (Sekdin) Pertahorhutbun Sumbar, Dr. Ferdinal Asmin, mengatakan hal ini di kantornya, Jumat 1 Desember 2023.

Menurut Ferdinal Asmin, perbandingan satu hektare sawah menggunakan 25 kilogram benih dengan harga rata-rata Rp 13 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram.

Terkait dengan fenomena benih padi apabila naik harga beras maka tarif benih pun pasti naik pula.

“Jadi, dugaan disaat penangkar benih tarif beras naik mereka lebih suka menggiling padi menjadikan beras”, imbuh Ferdinal Asmin.

“Solusinya dengan logika yang tepat, harga beras harus dikontrol, dan harus ada insentif untuk penangkar benih padi supaya seketika harga beras melambung sehingga para penangkar ini tidak tergoda untuk menggeling benih menjadi beras”, ajak Ferdinal mengingatkan dengan sektor sekaitan ini.

Selain insentif tertentu juga penangkar benih padi sangat perlu pula diberikan insentif yang lainnya seperti gratis Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

“Karena penangkar benih mereka adalah petani yang telah mau membantu program pemerintah melalui pertanian,” pintanya demikian.

Sedangkan penangkar telah menghasilkan produksi panen 2 hingga 3 ton per hektare.

Disebutkannya, benih padi yang paling disukai oleh penduduk Sumbar seperti jenis padi komoditi anak daro, bujang merantau, Sijunjung, ceredek, dan sokan yang bernilai dengan nasinya fera, atau tidak pulem.

Terkait dengan aktivitas petani di Sumbar turun ke sawah dengan musim tanam 3 hingga 4 kali tanam dalam 2 tahun.

“Ada yang 2 kali panen dalam 1 tahun, tetapi rata-rata indeks pertanaman 1,6”, ulas Ferdinal Asmin.

Maka indikasinya, bisa percepatan indeks pertanamannya karena irigasinya bagus.

“Seperti di daerah Agam, Tanah Datar, Dharmasraya, dan Pasaman, yang sudah 2. Tetapi indeks pertanaman padi di Kepulauan Mentawai masih terbilang jauh tertinggal tentang komoditi padi”, pungkasnya.

(Obral)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600