banner pemkab muba
Padang PariamanInfrastruktur

Puluhan Tahun Dibuka, Ruas Ambacang Gadang – Lapau Ngarai Ini Masih Tetap Jalan Tanah

239
×

Puluhan Tahun Dibuka, Ruas Ambacang Gadang – Lapau Ngarai Ini Masih Tetap Jalan Tanah

Sebarkan artikel ini
Jalan Ambacang Gadang
Badan jalan Ambacang Gadang - Lapau Ngarai, Nagari Ambung Kapua, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak seperti kubangan kerbau bila musim penghujan. (f/tka)

VII Koto Sungai Sariak, Mjnews.id – Masyarakat Korong Lapau Ngarai, Nagari Ambung Kapua, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat merasa negeri ini tidak ada punya pemerintahan. Buktinya sudah lebih 30 tahun jalan dibuka masyarakat tetapi tidak ada peningkatan sedikit pun, sampai kini masih jalan tanah apabila musim penghujan sama seperti kubangan “kabau”.

Wali Nagari Ambung Kapua VII Koto Sungai Sariak, Kardimon saat diminta komentarnya, Senin (12/12/2022) mengatakan, jalan itu sudah menjadi jalan kabupaten dan sudah masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Padang Pariaman sejak 10 tahun silam. 

“Saya sebagai wali nagari Ambung Kapua sudah habis 4 tahun anggaran selalu usulan pertama jalan ini dalam Musrenbang Kabupaten untuk ditingkatkan dari jalan tanah menjadi aspal,” tutur Kardimon.

Kata Kardimon saya sudah tidak habis pikir kenapa usulan ini tidak pernah diterima. Sementara dari masyarakat saya yang selalu disalahkan, begitulah nasib yang selalu saya rasakan.

“Jangan peningkatan jalan itu yang dihgarapkan “panumbok” jalan yang dudah ada saja belum pernah didapatkan sudah tidak tentu kalinya permintaan diajukan,” tukuk Kardimon yang mengaku pasrah menerima ocehan masyarakatnya.

Salah seorang generasi muda Nagari Ambung Kapua, Ajis menambahkan, badan jalan ini dibuka oleh ninik mamak, pemuda urang sumando bundo kandung secara gotong royong sudah lebih dari 30 tahun. “Kenek awak baru badan jalan ini sudah ada juga. Kini alah masuak 50 tahun usia dilalui namun badan jalan ruas ambacang gadang lapau ngarai masih merupakan jalan tanah dan belum peningkatan atau pengerasan,” katanya. 

Sementara nagari tetangga yang baru saja dibuka badan jalannya sudah dapat peningkatan pengerasan dari jalan tanah menjadi jalan kerikil misalnya. Kadang kala kita berfikiran lain kepada pemerintah, apa sih dosanya masyarakat di sini kepada pemimpinnya, kok tidak ada perhatian sedikitpun.
Katakan bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahun selalu diminta dan dibayarkan oleh masyarakat. 

“Iyo sabana sedih awak rasonyo melihat badan jalan kampuang awak balumpur “samo jo kubangan kabau”,” tukas laki laki pengusaha mobil rental di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ini. 

Kadis PUPR Padang Pariaman saat dikonfirmasi melalui pesan Washaap tidak memberikan jawaban sama sekali. Begitu juga dengan Ketua DPRD Padang Pariaman Arwinsyah serta Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur sama sama tidak memberikan jawaban. 

Tokoh masyarakat Ambung Kapua VII Koto, Mhd Sinin yang tinggal di Kalimantan Barat mengatakan masyarakat hati hati dalam memilih Bupati dan wakil bupati Padang Pariaman pada tahun 2024 nanti. Begitu pula memilih anggota Dewan sebagai wakil rakyat yang duduk di parlemen.

“Pilihlah calon pemimpin yang tidak sombong dengan masyarakat setelah dapat kekuasaan. Bukti tidak sombong itu apabila ada masyarakat menangis memohon dan meminta jalan diperbaiki mereka datang melihatnya,” ucap Sinin yang sudah 45 tahun hidup dan menetap di Kalbar.

Ditambahkan Sinin atau Bupati Suhatri Bur perlu didemo oleh masyarakat Ambung Kapua dulu. Kalau itu yang diminta saya bisa sampaikan ke kampung. “Sekali lagi saya berharap kepada Bupati Aciak Suhatri Bur, jangan tunggu masyarakat marah baru mulai membangun,” tukas Sinin kembali.

(Tka)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600