Mjnews.id – Tampil sebagai kontestan Pilkada Kabupaten Solok 2024, Hj. Emiko, SP mengukir sejarah sebagai perempuan pertama yang maju sebagai kepala daerah di daerah penghasil beras ternama ini. Namun kelayakan dan kapasitas Hj. Emiko, SP diragukan banyak orang, hal itu juga terkait dengan kodratnya sebagai perempuan.
Meski diusung kekuatan besar, istri dari Epyardi Asda tersebut senantiasa diragukan, pandangan “sinis” bahwa Emiko hanya “berlindung” di belakang Epyardi Asda, akhirnya terbantahkan.
Setiap turun ke masyarakat, Hj. Emiko disambut penuh antusias, karena dirinya tampil percaya diri, anggun, elegan dan penuh empati. Tak ada lagi “bayang-bayang” Epyardi Asda, tapi berganti sosok keibuan yang penuh kelembutan menjanjikan harapan baru bagi Kabupaten Solok.
Mungkinkah Kabupaten Solok akan dipimpin seorang perempuan? Jawabannya tentu sangat mungkin, karena salah satu kontestan Calon Bupati Solok diisi oleh perempuan, yakni Hj. Emiko, SP.
Mungkinkah Paslon nomor urut 2, Hj. Emiko, SP dan Irwan Afriadi bisa menang? Jawabannya tentu hanya bisa didapat seusai pemungutan suara tanggal 27 November 2024.
Bagaimana peluang “Solok Bersemi” ini?
Ada dua pertanyaan, sekaligus menjadi keraguan terbesar bagi masyarakat terhadap “Bersemi” di awal kemunculan Emiko di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2024. Pertama, kodratnya sebagai perempuan, yang dianggap sebagai sosok yang lemah. Kedua, statusnya sebagai istri dari Bupati Solok Capt. Epyardi Asda, M.Mar, yang dianggap sebagai pembangunan dinasti politik.
Namun, seiring perjalanan waktu dan eskalasi politik di masa sosialisasi dan kampanye, Emiko-Irwan berhasil mematahkan segala keraguan tersebut.
Sebelum mengulasnya lebih dalam, terlebih dahulu mari sejenak kita melebarkan pandangan di kontestasi Pilkada Serentak di tingkat Nasional dan Sumbar, hingga menilai kiprah para kaum hawa di Kabupaten Solok.
Fenomena Pilkada Jawa Timur 2024
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Jawa Timur (Jatim) menghadirkan fenomena baru. Sejarah baru tercipta, karena provinsi yang terkenal dengan negeri para ulama itu, dipastikan bakal kembali dipimpin oleh perempuan. Hal ini, karena tiga calon gubernur adalah perempuan. Yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim.
Fenomena tersebut membuat kiprah perempuan dalam panggung politik terbukti bisa memiliki kesempatan dan peluang sama untuk menjadi pemimpin yang diharapkan masyarakat. Jawa Timur, sebagai provinsi yang memiliki ribuan pondok pesantren, tempat lahir dan berkembangnya Ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU), dan ribuan sekolah dan perguruan tinggi Islam, ternyata bisa “legowo” menerima kehadiran sosok perempuan.