Mjnews.id – Sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih hari ini menghadiri undangan launching program Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini atau disebut KICAU yang diselenggarakan Kemendikdasmen RI pada area Car Free Day depan Gedung Kemendikdasmen.
Mereka adalah Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Komdigi Meutya Hafid dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi. Dengan 4 komitmen memajukan penyelenggaraan perlindungan anak Indonesia.
Meutya Hafid berkomitmen segera bersama sejumlah Kementerian dan Lembaga akan segera menuntaskan kebijakan perlindungan anak di ranah digital, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyampaikan upaya koordinasi program-program yang ramah anak terutama mengurangi peran gadget yang berdampak serius dalam penyelenggaraan pemenuhan hak anak secara keseluruhan.
Menteri Kesehatan akan segera melakukan Skrining Jiwa di program Kesehatan Gratis untuk Anak Anak Indonesia dan Skrining melaluiTherapy Wicara akibat banyak anak telat bicara karena lebih banyak menghabiskan waktunya di gadget, sehingga lupa bersosialisasi.
Sementara Kementerian Pendidikan, Dasar dan Menengah akan memulai pendidikan coding dan AI yang akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sekolah di tahun ajaran 2025, agar anak-anak tidak hanya menggunakan tetapi menguasai teknologi untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
Sejumlah tokoh anak, tenaga profesional dan lembaga akan dilibatkan dalam program ini, seperti Najela Sihab, Kak Seto, Save The Children dan lembaga psikolog.
Jasra Putra selaku Wakil Ketua KPAI sangat mengapresiasi percepatan Kabinet Merah Putih dalam merespon tantangan besar dunia pendidikan di ranah digital. Karena korbannya terus berjatuhan, ini fenomena yang terjadi di seluruh dunia, di mana anak anak yang tidak siap menghadapi kejahatan di dunia digital dalam segala bentuk.
Ajakan dunia digital dalam segala bentuk yang berdampak buruk yang mengganggu tumbuh-kembang fisik dan psiko motorik, sehingga antara kebutuhan di luar sana dan apa yang ada di dalam dirinya tidak terkoenk akibat dampak buruk ruang digital yang tidak aman.
“Menyebabkan mereka banyak mengalami hambatan menyalurkan potensinya secara layak, sehingga sangat dikhawatirkan tidak bisa mandiri di masa depan. Artinya banyak anak-anak kita yang terancam di masa depan, menghadapi tumbuh kembang yang sangat tidak layak,” ujar Jasra Putra.
Menurut Jasra Putra, ini bukti kerja cepat Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan memecah segala kebuntuan koordinasi, dengan kolaborasi bahkan mempercepat kinerja dengan melibatkan jejaring dan kemitraan dengan berbagai organisasi, tokoh yang telah pengalaman dalam penanganannya.