Jawa TengahKesehatan

RS Tjitro Wardoyo Purworejo Digeruduk Puluhan Warga Desa Mlaran

168
×

RS Tjitro Wardoyo Purworejo Digeruduk Puluhan Warga Desa Mlaran

Sebarkan artikel ini
Rs Tjitro Wardoyo Purworejo Digeruduk Puluhan Warga Desa Mlaran
RS Tjitro Wardoyo Purworejo Digeruduk Puluhan Warga Desa Mlaran. (f/ist)

Purworejo, MJNews.id – Puluhan warga Desa Mlaran, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mendatangi Rumah Sakit Tjitro Wardoyo, Minggu 23 Januari 2022.

Aksi penggerudukan warga Desa Mlaran ke Rumah Sakit Tjitro Wardoyo Purworejo didasari dugaan adanya salah satu warga Desa Mlaran yang sakit dan “dicovidkan” oleh pihak Rumah Sakit.

ADVERTISEMENT

Banner Pemkab Muba

Sriwasiati, 39 tahun, yang sedang hamil tua saat merasa badannya sakit, memeriksakan dirinya ke Bidan Desa, dan disarankan atau dirujuk untuk diperiksa di Puskesmas Gebang.

Setelah sampai di Puskesmas z Sriwasiati diperiksa dan harus dipasang oksigen karena sesak nafas, dan kebetulan di Puskesmas tidak ada oksigen sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Tjitro Wardoyo agar bisa segera mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

“Karena ada gejala sesak nafas dan itu salah satu indikasi dari terinfeksi virus corona, setelah dilakukan test cepat atau swab test, pasien dinyatakan negatif covid-19 sehingga dilakukan tindakan berikutnya yaitu PCR yang hasilnya sedang kita tunggu,” ujar Kepala Puskesmas Gebang, dr Harnanto.

Pihak keluarga merasa tidak nyaman dengan perawatan di rumah sakit Tjitro Wardoyo dan minta dipindahkan ke RS Permata Bunda.

Pihak keluarga tidak bersedia menandatangani surat pernyataan bahwa pasien akan dilakukan tindakan perawatan secara protokol covid-19 dan harus diisolasi oleh pihak rumah sakit.

Setelah melalui perdebatan antara pihak rumah sakit dan keluarga, akhirnya pasien diperbolehkan dipindah ke rumah sakit lain, akan tetapi di tengah perjalanan pihak keluarga dihubungi bidan desa melalui sambungan telepon untuk bisa kembali ke rumah sakit Tjitro Wardoyo karena dinyatakan bukan/tidak terjangkit virus corona dan akan segera ditangani.

Salah satu keluarga pasien, Sasriyanto menduga adiknya telat mendapat penanganan yang mengakibatkan janin yang di dalam kandungan Sriwasiati  dinyatakan sudah meninggal, sedangkan ibunya masih dalam perawatan di ruang isolasi.

“Terkesan ada pembiaran dari pihak rumah sakit,” katanya.

Kepala Desa Mlaran, Abdul Jabar mengatakan bahwa dirinya tidak tahu persis masalah penggerudukan warga ke rumah sakit ini.

Beliau berkata kalau memang warganya benar-benar covid-19, saya pribadi bisa memahami tindakan medis dari rumah sakit untuk dilakukan isolasi.

“Akan tetapi, kalau bukan covid-19, kok dilakukan tindakan isolasi?” katanya prihatin.

Pihak Rumah sakit, sampai berita ini diturunkan, belum bisa memberi keterangan yang jelas tentang kasus ini.

(fix)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT