banner pemkab muba
Jawa TimurPolitik

Bu Nyai se-Jatim Curhat ke Gus Muhaimin soal Pendidikan hingga Kesejahteraan Umat

178
×

Bu Nyai se-Jatim Curhat ke Gus Muhaimin soal Pendidikan hingga Kesejahteraan Umat

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dalam forum Mandat 99 Bu Nyai untuk Indonesia di Ponpes Terpadu Al Yasini Pasuruan
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dalam forum Mandat 99 Bu Nyai untuk Indonesia di Ponpes Terpadu Al Yasini Pasuruan, Kamis (23/2/2023). (f/pkb)

PASURUAN, Mjnews.id – Perwakilan ibu nyai (istri para kiai) se-Jawa Timur menyampaikan berbagai aspirasi keumatan yang ada di lingkungan pesantren kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin).

Selain menyampaikan aspirasi, mereka juga memberikan mandat kepada Gus Muhaimin untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Aspirasi dan dukungan itu disampaikan dalam forum Mandat 99 Bu Nyai untuk Indonesia di Ponpes Terpadu Al Yasini Pasuruan, Kamis (23/2/2023).

Dari 99 Bu Nyai tersebut di antaranya Bu Nyai Zulfa, Probolinggo; Nyai Imamah, Pasuruan; Nyai Ulfatul Hasna, Sumenep; Ning Nyai Hj. Zumrotul Masruroh, Madiun; Nyai Marzuki Mustamar, Malang; Nyai Zulaiha, Banyuwangi; Nyai Idamatul Choiriyah, Trenggalek; Nyai Aminah Tohir, Sidoarjo dan Ning Ainul, Suci, Gresik.

Nyai Ucik Nurul Hidayati, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al-Islahiyah Pasuruan mengatakan bahwa Gus Muhaimin sudah saatnya memimpin negeri ini. “Gus Muhaimin adalah dhuriyah dari muasis Nahdlatul Ulama (NU) jalur Mbah Kiai Bisri Syansuri. Beliau juga Panglima Santri,” katanya.

Dikatakan Nyai Ucik, perjuangan Gus Muhaimin selama ini sudah nyata untuk kepentingan pesantren. “Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional yang sebelumnya tidak ada, itu perjuangan Gus Muhaimin.
Pesantren kini ada undang-undangnya. Selama ini nggak ada, alhamdulillah, itu diperhatikan Gus Muhaimin,” tuturnya.

Nyai Zulfa Badri dari Ponpes Al Mashduqiyah Probolonggo berharap jalinan komunikasi antara ulama dan umara terus diintensifkan. Sebab, tantangan mendidik anak saat ini kian kompleks. “Dengan sinergi ulama umarah di pondok pesantren bisa mengubah mental dan akhlak anak-anak kita. Anak TPQ saja kalau bicara sekarang miris, ketika ada ustadzah menegur, mereka mengeluarkan kata maaf: binatang. Perlu ada sapaan intens umaro ulama. Saya yakin dikomando Panglima Santri bisa berubah,” katanya.

Nyai Zulfa juga menyampaikan aspirasi agar ada keterwakilan para ibu nyai sebagai pembimbing ibadah haji. “Tolong aturan soal pembimbing haji dilonggarkan. Kami ini bukan ASN jadi gugur kesempatan menjadi pembimbing haji. Mudah-mudahan Allah SWT menyertai hajat Gus Muhaimin,” harapnya.

Nyai Idamatul Choiriyah dari Kabupaten Trenggalek menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi pesantren saat ini sehingga diperlukan penguatan pengasuh pesantren.

“Gus Muhaimin kami harapkan untuk menciptakan pesnatren yang ramah anak. Kedua, pemberdayaan ekonomi lingkungan pesantren. Tingginya biaya pendidikan itu sering dikeluhkan wali santri sehingga perlu ada pemberdayaan ekonomi wali santri suoaya meningkat,” katanya.

Nyai Ulfatul Hasna, pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Putri, Sumenep juga menyampaikan soal ekonomi masyarakat pesantren yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah.

“Saya ingin sampaikan curhat wali santri yang latar belakangnya kebanyakan petani. Dengan terpilihnya Gus Muhaimin sebagai presiden nanti, bisa mengembangkan kesejahteran masyarakat khususnya petani tembakau yang harganya sering dipermainkan pedagang dengan modal tinggi. Saat panen harga anjlok. Ini sangat memprihatinkan kondisi petani,” ucapnya.

Menanggapi berbagai aspirasi dan pemberian mandat dari para Bu Nyai, Gus Muhaimin mengaku nersyukur dan menyampaikan terima kasihnya. “Semua mandat dan materi yang disampiakan menjadi pegangan dan komitmen saya kalau nanti diberikan amanah,” katanya.

Gus Muhaimin mengatakan, dirinya memang diperintah banyak pihak sebagai capres karena harus ada yang bisa mengemban amanah pesantren di pemerintahan.

“Bu nyai, para kiai, para santri, insya Allah saya siap mensukseskan seluruh amanah yang diberikan,” tuturnya.

(*/eki)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600