Kemensos

Mensos Minta Pasien Katarak Pulau Buru Dirujuk ke Makassar, Ini Sebabnya

237
×

Mensos Minta Pasien Katarak Pulau Buru Dirujuk ke Makassar, Ini Sebabnya

Sebarkan artikel ini
Mensos berbincang dengan Pasien Katarak di Pulau Buru
Mensos Tri Rismaharini berbincang dengan Pasien Katarak di Pulau Buru. (f/humas)

Mjnews.id – Menteri Sosial Tri Rismaharini menyiratkan kekhawatiran saat melihat kondisi para pasien saat menunggu giliran operasi katarak gratis di RSUD Namlea, Pulau Buru, Maluku, pada Kamis (21/12/2023).

Beberapa pasien tampak membutuhkan penanganan lebih lanjut sementara fasilitas di RSUD Namlea kurang menunjang. Mensos pun mengimbau penanganan lebih lanjut ke kota Makassar sebelum terlambat dan berisiko terjadi kebutaan.

“Penanganan pasien katarak tersebut harus segera dilakukan agar kondisi pasien tidak semakin parah,” kata Mensos Risma saat melihat kondisi para pasien.

Sebanyak 270 calon pasien terdaftar dan kemudian mengikuti skrining untuk operasi katarak gratis yang terselenggara berkat kerjasama Kemensos dengan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih dan BNI ini. Dari calon pasien yang lolos skrining, 41 pasien telah menjalani operasi katarak pada Rabu (20/12/2023), dan 31 pasien pada Kamis (21/12/2023) siang dan berlanjut hingga hari Jumat.

Saat menemui pasien, Mensos menemukan beberapa pasien yang usianya masih muda. Mensos pun meminta orang tua pasien untuk membawa anaknya yang lain agar diperiksakan serta mengingat katarak pun bisa terjadi karena faktor keturunan.

“Ibu, tolong nanti bawa anak-anaknya ya untuk diperiksa ke rumah sakit,” kata Mensos pada Suyati (32), pasien pengidap katarak cukup parah yang diminta Mensos Risma untuk dirujuk ke Rumah Sakit di Makassar.

Melihat kecemasan pasien, Mensos memastikan apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, Kementerian Sosial akan berupaya membantu hingga tuntas. Selain dengan memfasilitasi tindakan lanjutan di Makassar, termasuk menanggung akomadasi mereka selama proses pengobatan. Pasien dan pendamping bisa menginap di balai Kemensos tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Lain cerita, Herman (50), transmigran asal Tasikmalaya yang tinggal di Pulau Buru sejak 1979 saat ini mengantarkan kedua keluarganya menjalani operasi katarak gratis. Herman sangat bersyukur dengan diadakannya operasi katarak gratis di Pulau Buru ini. Berkatnya, dia tidak perlu menempuh perjalanan selama tujuh jam ke Ambon.

“Di sini tidak ada dokter mata. Kalau mau periksa harus ke Ambon dengan perjalanan kapal sekitar tujuh jam. Karena itu berterima kasih sekali diadakan operasi gratis oleh Kemensos,” ucap Herman penuh syukur.

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT