banner pemkab muba
Pasaman BaratKesehatanSumatera Barat

Wabup Risnawanto Pantau Pelaksanaan Berobat Gratis di RSUD Pasbar

132
×

Wabup Risnawanto Pantau Pelaksanaan Berobat Gratis di RSUD Pasbar

Sebarkan artikel ini
Universal Health Coverage
Wabup Risnawanto Pantau Pelaksanaan Berobat Gratis di RSUD Pasbar. (f/kominfo)

Pasbar, Mjnews.id – Setelah pelaksanaan tahap awal program Universal Health Coverage (UHC) dipantau Bupati pada Senin (2/1/2022) lalu, Wakil Bupati Risnawanto juga pantau pelaksanaan UHC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasbar, Selasa (3/1/2023).

Wabup mengatakan, UHC impian yang dinanti-nanti masyarakat Pasbar. Berlaku per 1 Januari 2023, membuat pengobatan gratis itu membludak di berbagai pelayanan kesehatan tak terkecuali di RSUD.

“Kemarin bupati sudah kemari, hari ini kita lanjutkan untuk membahas hal-hal berkenaan dengan UHC yang sudah kita programkan. UHC di samping program Pemda dan program pusat, inilah yang diidamkan masyarakat Pasbar. Dengan kita cetuskan di tahun ini, masyarakat membludak. Namun demikian kita harus berusaha, bagaimana pelayanan kita berangsur membaik,” ucapnya.

Seiring dengan itu, lanjutnya, kebutuhan terkait dengan fasilitas UHC harus diprioritaskan. Ia meminta segenap manajemen RSUD beserta jajaran mendata, memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program UHC di rumah sakit daerah itu.

Ia juga menegaskan, akan melakukan pemantauan secara berkala. “Kita prioritaskan kebutuhan seiring dengan UHC ini telah kita sampaikan berlaku di tahun 2023. Mengantisipasi perbaikan ke depan, sebab rumah sakit daerah memiliki keterkaitan dengan unsur pelayanan pemerintah daerah. Sebulan sekali kita koordinasi dengan para dokter, spesialis, dan lainnya. Saya sarankan kekurangan dicatat agar dapat diprediksi apa kekurangan yang kita butuhkan. Januari sudah ada prediksi sehingga berapa kenaikan volume obat misalnya dapat dilihat,” sebutnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Yandri Saputra menyebutkan sejak berlaku per 1 Januari 2023 lalu terjadi penambahan pasien yang signifikan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya sarana prasana penunjang seperti kursi, bed ruang inap, penambahan obat dan sebagainya.

“Di ruang rawat bed terbatas, sementara semenjak UHC kunjungan pasien lebih banyak. Kursi juga kurang, di depan poli sudah penuh bahkan ada yang duduk di lantai,” jelas Yandri Saputra.

Ia menambahkan, sarana prasarana penunjang UHC lainnya juga diperlukan seperti penertiban parkir, saluran air, saluran limbah, drainase, pembentukan koperasi perintis, alat fisioterapi dan sebagainya.

Selain itu, seorang warga Simpang Tiga Alin Sarisno (65) mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberlakukan UHC. Ia mengatakan, telah menanti-nanti program berobat gratis untuk masyarakat kurang mampu seperti dirinya yang mengidap penyakit jantung selama 10 tahun lebih.

(wal)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT

banner 120x600